Harga BBM dan Tarif Listrik Berpotensi Turun

JAKARTA – Paket kebijakan ekonomi jilid 3 terus dimatangkan. Pemerintah berjanji, paket kali ini bakal lebih nendang dibanding dua paket kebijakan sebelumnya.

Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki mengatakan, jika paket kebijakan jilid 1 dan 2 lebih fokus pada deregulasi dan insentif investasi yang dampaknya baru akan terasa jangka menengah dan panjang, maka paket jilid 3 diharapkan memiliki dampak jangka pendek agar bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. ”Itu yang penting,” ujarnya di Istana Negara kemarin (6/9).

Teten mengaku, hingga kemarin poin-poin paket kebijakan ekonomi jilid 3 masih dimatangkan di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian. Hasilnya, akan diserahkan pada presiden dan diumumkan Kamis besok. ”Intinya, pemerintah ingin paket kebijakan nanti bisa langsung membuat ekonomi bergerak,” katanya.

Terkait penurunan harga BBM yang rencananya masuk dalam paket kebijakan, Teten mengakui jika hal itu memang bagian dari upaya mendorong daya beli masyarakat. Meski demikian keputusan diserahkan sepenuhnya pada Pertamina. ”Opsinya, apakah menurunkan di bawah harga pasar sehingga harus disubsidi (oleh Pertamina) atau menghapus PPN (pajak pertambahan nilai),” katanya.

Berdasar informasi yang dihimpun, penurunan harga dengan efisiensi Pertamina diperkirakan ada di kisaran Rp 200 – 300 per liter dari harga saat ini, yakni Rp 7.400 per liter untuk premium dan Rp 6.900 per liter untuk solar. Karena itu, jika pemerintah ingin angka penurunan yang lebih besar, maka Pertamina mengusulkan agar PPN sebesar 10 persen dihapus atau dikurangi. Sehingga penurunan harga bisa mencapai kisaran Rp 500 – 700 per liter. Selain premium dan solar untuk transportasi, harga BBM untuk pelanggan industri juga dimungkinkan turun meski sedikit.

Selain harga BBM, tarif listrik juga berpotensi ikut turun. Meski jarang diungkapkan, namun beberapa pejabat PLN sering tampak hadir dalam rapat-rapat kabinet membahas paket kebijakan ekonomi jilid 3. Informasinya, pemerintah juga meminta PLN untuk melakukan efisiensi agar tarif listrik bisa turun.

Penurunan tersebut, terutama akan diarahkan untuk pelanggan rumah tangga dengan daya listrik 1.300 volt ampere (VA) dan 2.200 VA yang saat ini sudah tidak menerima subsidi. Selain itu, untuk menggairahkan san memberi insentif pelaku usaha, PLN juga diminta menghirung kemungkinan diturunkannya tarif listrik untuk pelanggan industri dan bisnis.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan