Giselawati Berbagi di Panti Jompo

CIPARAY – Istri Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Giselawati Wiranegara melakukan kunjungan kerja. Kali ini, dia bersama bersama rombongan datang ke Panti Jompo Balai Perlindungan Sosial Tresna Wredha (BPSTW) milik Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung kemarin (16/2).

Giselawati - bandung ekspres
POTONG KUE: Istri Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar Giselawati Wiranegara menggelar kegiatan ulang tahunnya di Panti Jompo BPSTW kemarin (16/2).

Dalam kunjungan kerja tersebut, istri wagub mendapatkan kado ulang tahun dari para pengurus panti jompo, serta pemanjatan doa. Giselawati mengatakan, kunjungan di hari ulang tahunnya yang ke-53 tersebut juga untuk sedikit membantu dan melihat keadaan para jompo yang berada di panti tersebut.

’’Mereka ini kebanyakan orang-orang tidak mampu dan banyak yang terlantar. Mudah-mudahan saja sedikit meringankan beban para nini dan aki di sini,’’ kata Giselawati, kepada wartawan kemarin (16/2).

Menurutnya, jika melihat fasilitas yang dimiliki panti Jompo BPSTW, sudah cukup bagus. Baik kebersihannya maupun kamar tempat para jompo tidur. Hanya saja, dia merasa prihatin dengan banyaknya penghuni Panti Jompo yang tidak mengenal keluarga mereka. ’’Sebelum menghuni Panti ini, Aki dan Nini terlantar dulu. Banyak yang tidak mengenal keluarga,’’ ucapnya.

Pihaknya berharap, agar masyarakat bisa lebih memperhatikan keluarga, terutama para orang tuanya. Walaupun ditengah kesibukannya, orang tua tetap harus diperhatikan dan diurus sebagaimana mereka mengurus kita pada saat masih kecil. ’’Jangan sampai kita menelantarkan orang tua,’’ harapnya.

Ditempat yang sama, Kepala BPSTW Barnas Adjidin mengatakan, Panti Jompo Ciparay ditempati oleh 152 jompo yang berasal dari 27 Kota/Kabupaten se-Jawa Barat. Mereka adalah orang tua yang terlantar, sehingga dirawat di tempat tersebt. ’’Hampir 30 persen Penghuni tidak tahu keberadaan keluarganya, mereka lupa di mana keluara masing-masing. 50 persen sudah tidak punya keluarga sama sekali, sisanya dititipkan oleh keluarga,’’ terangnya.

Barnas menuturkan, tidak heran jika sangat jarang ada anggota keluarga yang menengok penghuni panti Jompo yang berdiri dari tahun 1979 tersebut. Para penghuni yang ada saat ini, berasal dari beberapa wilayah. 15 persen, merupakan warga Kabupaten Bandung. Kendala para penghuni di panti jompo ini yakni daya ingat. Kondisi tersebut membuat mereka tidak mengetahui dimana keberadaan keluarganya. ’’Para penghuni panti jompo yang ada, berasal dari jalanan. Kemudian, Petugas yang berasal dari Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinas Sosial membawa ketempat yang layak. Selain itu, ada juga yang di bawa oleh pihak kepolisian serta pihak lainya yang dibawa ke tempat ini,’’ jelasnya. (gun/far)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan