Gianto Hartono Jadi Ketua Forki Jabar

BANDUNG – Musyawarah Olahraga Provinsi (Musprov) Federasi Olahraga Karate-DO Indonesia (Forki) Jawa Barat 2015, berhasil melahirkan ketua baru untuk periode 2014-2018. Gianto Hartono akan menjadi nakhkoda Pengprov Forki Jabar empat tahun kedepan.

Gianto Hartono - Forki Jabar
SAMBUTAN PERTAMA: Gianto Hartono usai terpilih menjadi Ketua Forki Jabar, Minggu (18/1) lalu.

Gianto yang pada kepengurusan sebelumnya menjabat sebagai Ketua Harian Pengprov Forki Jabar naik jabatan sebagai Ketua Umum setelah unggul atas calon ketua umum lain, Ikhlas Bahar dari Kota Bekasi pada Musprov Forki Jabar 2015 di Aula KONI Jabar, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Minggu (18/1). Gianto Hartono unggul atas Ikhlas Bahar dalam pemungutan suara yang diikuti oleh 28 Pengcab Forki Kota/Kabupaten serta perguruan di Jawa Barat. Gianto meraih 28 suara, dan Ikhlas meraih 16 suara. Sementara satu suara yakni dari perguruan KKI dinyatakan tidak memilih.

Usai terpilih sebagai Ketua Umum Pengprov Forki Jabar 2014-2018, Gianto akan dibantu oleh empat orang tim formatur yang berasal dari perwakilan pengcab dan perguruan. Yakni Rudi Obbey (perguruan KKI), Berthus (perguruan Inkanas), Iwan Taher (Pengcab Forki Kabupaten Bekasi) dan Dadang (Pengcab Forki Kota Sukabumi). Mereka dituntut untuk membentuk susunan kepengurusan baru Pengprov Forki Jabar 2014-2018 selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari usai pelaksanaan musprov.

”Untuk kepengurusan, saya tidak bisa menyebutkan seperti apa. Tapi yang terpenting adalah efektif efisien. Intinya mereka yang mau bekerja, tidak hanya nampang nama saja di kepengurusan,” tegas Gianto kepada wartawan usai gelaran Musprov Forki Jabar, Minggu (18/1) lalu.

Di awal kepengurusannya, Gianto memiliki target tersendiri. Salah satunya dalam hal pemberdayaan organisasi atau managemen kepengurusan Forki Jabar sehingga lebih solid. Jabatan ketua harian pada kepengurusan sebelumnya, menjadi pengalaman berharga baginya untuk melakukan pembenahan.

”Di dalam kepengurusan itu ada atlet, pelatih, dan wasit. Dan bagaimana sumberdaya ini yang terpenting ngahiji (bersatu). Kepengurusan kali ini saya katakan akan lebih demokratis, bagaimana kami menyerap aspirasi dari bawah atau menyampaikan kebijakan kita ke setiap anggota,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan