General Motor Indonesia Rugi Rp 50 M Per Bulan

Karyawan Dapat Pesangon 10 – 18 Kali Gaji

JAKARTA – General Motors (GM) memutuskan untuk menyetop produksi mobil Chevrolet Spin pada Juni mendatang karena rugi USD 4 juta (sekitar Rp 50 miliar) per bulan. Meski demikian, GM tidak kapok untuk memproduksi sekaligus menjual mobil di Indonesia. GM sudah menyiapkan pabrik baru yang bekerja sama dengan produsen otomotif asal Tiongkok, Wuling Motors.

Plt Presdir General Motor Indonesia (GMI) Pranav Bhatt menuturkan, pihaknya akan menghentikan produksi Spin pada Juni nanti. Langkah tersebut berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 500 karyawan. ’’Pekerja adalah yang utama bagi kami. Saya pikir, kami akan memberi mereka paket kompensasi yang baik. Kami masih punya waktu empat bulan untuk mempertimbangkan itu,’’ kata Pranav di kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kemarin.

Pranav mendatangi Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin untuk memberi konfirmasi terkait dengan penghentian produksi di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, manajemen GMI berjanji memberikan pesangon yang pantas kepada karyawan yang terkena PHK. ’’Mereka bakal dapat 10 bulan lebih dari gaji wajib yang biasa mereka dapat. Bahkan, yang sudah bekerja tiga tahun atau lebih mungkin akan dapat 18 bulan gaji,’’ ujar dia.

Pranav memaparkan, penghentian operasi pabrik GM di Indonesia didasari atas perhitungan bisnis. Menurut perusahaan, produksi mobil GMI saat ini kurang menguntungkan. ’’Itu semata karena keputusan finansial, keputusan bisnis. Kami punya pabrik Spin di Bekasi, Jawa Barat. Spin tidak begitu menguntungkan, butuh biaya tinggi, dan volumenya kecil. Jadi, saya kira, itu hanya keputusan finansial,’’ tuturnya.

Dia menyatakan, GM Company tetap akan berada Indonesia. Namun, bisnis utama GMI bukan lagi sebagai produsen, melainkan selaku distributor.

Sementara itu, Saleh menjelaskan, sejak berdiri pada 2013, pabrik Spin mengalami kerugian sangat besar karena tidak mampu bersaing dengan produk lain yang sejenis. Karena itu, wajar jika pabriknya ditutup. ’’Memang mereknya kurang direspons masyarakat sehingga Spin kurang laku. Jadi, cost-nya sangat tinggi. Sejak kami beroperasi 2-3 tahun lalu, kerugiannya sampai USD 4 juta per bulan,’’ terangnya.

Saleh berterima kasih kepada GM yang siap bertanggung jawab atas nasib ratusan karyawannya meski tengah merugi. Uang pesangon atau kompensasi itu dimaksudkan agar para karyawan yang berstatus PHK memiliki cukup waktu untuk memperoleh kesempatan di tempat baru.

Tinggalkan Balasan