Ekonomi Tumbuh 4,71 Persen

[tie_list type=”minus”]JK: Obatnya Pembangunan Infrastruktur[/tie_list]

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama tahun ini hanya mencapai 4,71 persen. Pertumbuhan tersebut turun sebesar 0,18 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Bahkan, pertumbuhan ekonomi periode ini adalah yang terendah sejak lima tahun terakhir.

’’Tren dari kuartal pertama 2011 yang pertumbuhan ekonominya 6,48 persen sampai kuartal pertama 2015 yang 4,71 persen memang landai, agak menurun. Untuk kuartal per kuartal memang hampir sama polanya, tapi sejak kuartal pertama 2011 itu pertumbuhannya memang selalu di bawah,’’ ujar Kepala BPS, Suryamin dalam konferensi pers di kantornya kemarin (5/5).

Sebagai informasi, kuartal pertama 2011, pertumbuhan ekonominya mencapai 6, 48 persen. Setelah itu, pertumbuhan ekonomi di tiga bulan pertama tahun berikutnya selalu menurun. Seperti kuartal pertama 2012 pertumbuhannya ekonomi hanya 6,23 persen, kemudian di periode yang sama 2013 lebih rendah lagi hanya 6,02 persen. Di 2014 pertumbuhan ekonomi kuartal pertama hanya 5,14 persen.

Suryamin menambahkan, perlambatan ekonomi di kuartal pertama tahun ini, dipengaruhi sejumlah faktor global, diantaranya harga minyak dunia yang masih rendah dan melemahnya perekonomian negara-negara tujuan ekspor utama, seperti Tiongkok dan Singapura. ’’Kemudian negara partner ekspor-impor seperti Tiongkok direvisi turun dari 7,4 menjadi tujuh persen. Padahal ekspor kita ke Tiongkok, andilnya 9-10 persen. Singapura dari 4,9 persen jadi 2,1 persen. Itu berpengaruh ke perdagangan,’’ tuturnya.

Selain itu, lanjut Suryamin, dari sisi produksi, faktor-faktor penyumbang perlambatan ekonomi antara lain, produksi pangan yang menurun akibat mundurnya periode tanam. Kemudian produksi minyak mentah dan batu bara mengalami kontraksi, sehingga industri kilang minyak juga tumbuh negatif. ’’Lalu distribusi perdagangan melambat karena menurunnya supply barang impor, dan kinerja konstruksi melambat terkait dengan terlambatnya realisasi belanja infrastruktur,’’ lanjutnya.

Sedangkan dari sisi pengeluaran, Suryamin menguraikan, semua komponen pengeluaran konsumsi Rumah Tangga (RT) melambat. Kecuali untuk makanan, minuman dan tembakau serta perumahan dan perlengkapan RT.

Selain itu, pengeluaran konsumsi pemerintah juga melambat, dan realisasi belanja modal pemerintah, juga lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan pertama 2014 yang turut menyumbang perlambatan ekonomi di kuartal pertama ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan