Ekonomi 2016 Bakal Lebih Baik

’’Dengan membaiknya prospek ekonomi domestik, maka capital inflow akan membaik. Sehingga neraca pembayaran Indonesia akan positif. Semua itu akan mendorong nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Penguatan nilai tukar rupiah diprediksi akan terjadi di kuartal II,III dan IV. Karena itu diperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah Rp 13.700 – Rp 13.900 per dollar AS pada 2016,’’ papar Agus.

Meski sudah ada secercah harapan perbaikan ekonomi di tahun depan, pemerintah tidak bisa berleha-leha. Sebab, masih ada pekerjaan berat menanti hingga akhir tahun ini. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, salah satu hal yang terus dicermati pemerintah saat ini adalah depresiasi atau pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). ’’Ini yang terus kita upayakan agar rupiah bisa lebih stabil,’’ ujarnya usai rapat dengan dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad di kantornya kemarin.

Pemerintah memang patut waspada. Meski Bank Sentral AS atau The Fed tidak jadi menaikkan suku bunganya, namun rupanya tekanan terhadap rupiah tak juga reda. Data Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (Jisdor) yang dirilis BI kemarin menunjukkan rupiah terus melemah hingga 14.486 per USD dari posisi hari sebelumnya di 14.451 per USD. Ini adalah posisi terlemah sepanjang tahun ini, bahkan terlemah sejak era krisis 1998 lalu.

Di pasar spot, keperkasaan dolar terlihat lebih nyata setelah menembus level psikologis 14.500 per USD. Data Bloomberg menunjukkan, kemarin rupiah ditutup di posisi 14.551 per USD, melemah 65 poin atau 0,45 persen dibanding sehari sebelumnya.

Tapi, rupiah memang tak melemah sendirian. Sepanjang perdagangan kemarin, mayoritas mata uang di kawasan Asia Pasifik juga terkapar dihajar dolar AS. Pelemahan paling tajam dicatat oleh dolar Taiwan yang merosot 0,8 persen, disusul baht Thailand yang melemah 0,76 persen, ringgit Malaysia 0,75 persen, won Korea 0,38 persen, serta peso Filipina 0,34 persen.

Intervensi BI di pasar uang pun rupanya hanya mampu sedikit meredam pelemahan rupiah. Bahkan, cadangan devisa sudah mulai terkuras untuk melakukan intervensi. BI kemarin merilis cadangan devisa periode 21 September 2015 tinggal USD 103 miliar, turun dari posisi akhir Agustus 2015 yang masih di level USD 105 miliar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan