Dikenal sebagai Ali Jangkung

[tie_list type=”minus”]

 Frederick Sempat Ingin Jual Mobil kepada Pimpinan Ponpes Al-Jawami

[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Salah satu tersangka teror bom di Paris, Frederick C Jean Salvi, 41, dikabarkan pernah tinggal di Bandung, Jawa Barat. Dia tinggal di Kota Kembang tersebut selama lima bulan. Dalam rentang waktu itu, dia kerap mendatangi sejumlah pondok pesantren (ponpes). Salah satunya Ponpes Al-Jawami di kawasan Cileunyi.

Frederick C Jean Salvi
Frederick C Jean Salvi alias Ali Jangkung
Tersangka Teror Bom Paris

Kedatangan pria yang kerap dipanggil Ali Jangkung ini pada rentang waktu tahun 2005 hingga 2010. Hal itu dikatakan Kiai Haji Imang Abdul Hamid, Pimpinan Ponpes Al-Jawami. Namun, Imang mengaku bahwa Frederick tidak pernah menyebutkan nama aslinya.

’’Saya tahu kalau orang Perancis itu bernama Frederick dari polisi yang datang ke rumah, yang menanyakan kebenarannya kalau Frederick pernah berkunjung,” jelasnya saat ditemui Bandung Ekspres di kediamannya, Kampung Sindangsari RT/RW 03/21, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, kemarin (19/11).

Meski pernah berkunjung, Imang mengungkapkan, Frederick tidak pernah lama-lama di tempatnya. Apalagi sampai menginap. Sebab, dalam empat kali kunjungannya, Frederick tidak pernah berkunjung lebih dari satu jam. Namun, menurut Imang, Frederick sempat datang bersama keluarganya. Yakni, istri dan kedua anak perempuannya yang berumur sekitar 7 tahun dan 5 tahun.

Imang mengungkapkan, dalam kunjungannya yang keempat itu, Frederick juga sempat minta izin untuk pulang ke Maroko karena istrinya berasal dari negara tersebut. Sejak itu, Frederick tidak pernah datang kembali ke Ponpes Al–Jawami. Memberi kabar pun tidak pernah.

’’Memang saat akan pulang, dia sempat menawarkan kendaraannya jenis Mitsubushi Gallant tahun 1980an untuk dijual ke saya. Tapi saya tolak karena saya pun sudah memiliki kendaraan,” jelas Imang yang juga mantan Kepala Desa Cileunyi Wetan era 1990an ini.

Dia menjelaskan, Frederick yang berperawakan tinggi kurus dengan janggut tipis itu, tidak pernah mengenyam ilmu di Ponpes miliknya. Kedatangannya saat itu hanya ingin mengetahui ilmu agama. Sekaligus bertanya bagaimana pola pendidikan yang diterapkan di Ponpes Al-Jawami.

Tinggalkan Balasan