Dari Teman Jadi Lawan

[tie_list type=”minus”]Deden R Rumaji Dapat Perhatian Publik[/tie_list]

SOREANG – Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) Bupati dan Wakil Bupati Bandung yang akan digelar serentak pada 9 Desember, memunculkan nama sejumlah tokoh dan nama besar.

Salah satunya adalah Wakil Bupati Bandung H Deden R Rumaji. Deden yang saat ini berposisi sebagai Wakil Bupati Bandung, termasuk yang memiliki elektabilitas tinggi di masyarakat. Munculnya nama Deden sebagai bentuk apresiasi positif dari masyarakat Kabupaten Bandung. Mengingat, Deden adalah pasangan Dadang M Naser pada Pilkada 2010 yang mengalahkan pasangan kuat Ridho-Darus.

’’Barangkali ini lah yang bisa membuat performa Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Bandung pada Pilkada 2015 terbilang bagus. Nama Deden tidak asing lagi, karena hampir lima tahun dia mendampingi Dadang Naser memimpin Kabupaten Bandung. Sehingga yakin pula Deden masih kuat sebagai calon bupati Bandung jika maju di Pilkada tahun ini,’’ kata Ketua LSM Terorist Jabar Tatan Sophian kepada Bandung Ekspres kemarin (30/6).

Karena hanya memiliki dua kursi di DPRD Kabupaten Bandung, maka PAN harus berkoalisi dengan partai lain. Maka terbilang wajar, jika Wakil Bupati Bandung itu akan bertarung dengan Cabup Dadang M Naser dari jalur perseorangan pada Pilkada Kabupaten Bandung. ’’Tapi keyakinan Kang Deden maju tipis. Partainya saja hanya dua kursi kok,’’ pungkasnya.

Sebuah survei lain menyebutkan nama Dede Yusuf Macan Effendi anggota DPR dari Partai Demokrat, meraih elektabilitas tertinggi jika maju pada Pilkada Kabupaten Bandung. Namun, Dede Yusuf sudah dipastikan tidak akan mencalonkan diri, karena level menjadi bupati terlalu rendah.

Namun demikian, menurut calon wakil bupati lain dari Demokrat Dony Mulyana Kusumah, jika Dede maju menjadi peluang mengalahkan Dadang M Naser cukup tinggi. Bahkan menurut orang–orang Golkar di Kabupaten Bandung, jika kabar tersebut benar maka para elit partai berlambang pohon beringin itu harus kerja keras.

’’Beruntung Kang Dede Yusuf batal mencalonkan diri karena alasan levelnya terlalu rendah jadi bupati. Tapi kalau menjadi calon gubernur masih akan dipertimbangkan,’’ ujar kader Golkar yang enggan disebutkan namanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan