Cerahnya Peluang Apartemen

[tie_list type=”minus”]Harga Terus Mengalami Kenaikan [/tie_list]

BANDUNG – Rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) Kota Bandung sejak tahun 2004 lalu telah diarahkan ke wilayah Bandung Timur. Prospek wilayah Bandung Timur dinilai semakin bagus dengan berbagai infrastruktur yang akan dibangun seperti fly over Pasteur-Ujungberung, interchange Gedebage, monorel maupun tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).

”Infrastruktur yang akan dibangun itu membuat konektivitas di Bandung Timur semakin bagus. Itu membuat Bandung Timur ibarat primadona yang menarik,” kata pengamat Tata Kota Institut Teknologi Bandung (ITB), Deny Zulkaidi, kepada wartawan, belum lama ini.

Pembangunan infrastruktur tersebut merupakan langkah penataan kawasan Bandung Timur seperti yang tertuang dalam RTRW 2004, 2011 maupun 2014. Bahkan dalam RTRW tahun 2015 ini, Bandung Timur telah dikonsep sebagai kawasan terintegrasi dan terkoneksi antar wilayah.

Menurut Deny, RTRW 2015 ini tinggal menunggu persetujuan dari legislatif. Dengan RTRW itu, penataan Bandung Timur diharapkan semakin bagus.

Seiring dengan geliat bisnis properti yang makin kuat di Bandung Timur, harga properti di kawasan ini pun turut ikut terkerek naik. Kendati demikian, minat masyarakat terhadap properti di kawasan Bandung Timur itu tak terpengaruh. Hal itulah yang membuat PT Margahayuland Development membangun apartemen di kawasan Bandung Timur.

”Respon konsumen dan investor sangat positif, terbukti tingkat penjualan sangat bagus,” kata General Manager Proyek Wilayah Bandung, PT Margahayuland Development, Ahmad Muntaha, belum lama ini.

Menurutnya, superblock NewTon yang terdiri atas dua tower apartemen, satu hotel, ruang perkantoran, sarana hiburan serta pusat perbelanjaan di kawasan Bandung Timur yang dibangun, penjualannya sudah mencapai 73 persen. Untuk tower apartemen 30 lantai dan 87 persen untuk tower apartemen 26 lantai.

Superblok NewTon yang berada di lokasi strategis di antara Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan Terusan Buah Batu, misalnya, ketika diluncurkan pada 2012 harganya sekitar Rp 300 juta untuk apartemen tipe studio. Sementara saat ini, harga untuk tipe yang sama telah mencapai Rp 702 juta atau meningkat 135 persen.

Menurut Muntaha pengembangan kawasan terintegrasi di Bandung Timur merupakan salah satu upaya untuk membantu penyebaran aktivitas penduduk sehingga dapat mengurangi beban kota. (fik/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan