Bupati ke Belanda, PNS Cuek Bolos

[tie_list type=”minus”]Laporan Kekeringan pun tak Ditanggapi[/tie_list]

NGAMPRAH – Keberangkatan Bupati Bandung Barat Abubakar bersama sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) ke Belanda dimanfaatkan oleh sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) di beberapa kantor SKPD untuk mengkir kerja. Terkecuali Kantor Humas Pemkab Bandung Barat yang terlihat ramai oleh staf dan para pimpinannya.

Sebagaiman diketahui, sejumlah kepala dinas seperti dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR), Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) selama selama hari ke depan memenuhi undangan dari pengelola air di Belanda.

Berdasarkan pantauan di lapangan, dari Gedung SKPD lantai IV meliputi Dinas Pertanian, Dinas Perhubungan, Diskoperindag tampak sepi yang hanya diisi oleh beberapa pegawai saja. Begitu juga di lantai III meliputi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) terlihat hanya beberapa pegawai saja. Begitupun, di lantai II tampak sepi yang diisi oleh DCKTR dan Dinkes.

Puncaknya, di lantai I yang diisi oleh Dinas Bina Marga Sumber Daya Air, Mineral dan Pertambangan sangat sepi. Bahkan, kantor ini seringkali jarang dihadiri oleh pimpinannya (kadis) bersama para bawahannya (sekdis, kabid dan kasi).

Salah seorang warga Cihampelas, Rohman Sudarman Tarman, 45, mengaku heran saat dirinya mendatangi kantor SKPD yang tampak sepi. Dia yang kebetulan akan mendatangi kantor Dinas Pertanian untuk melaporkan kekeringan lahan pertanian di wilayah Cihampelas justru tidak bisa bertemu lantaran di kantor tersebut sepi para pejabatnya.

”Kedatangan saya ingin melaporkan kalau di wilayah lahan pertanian kami sedang kekeringan. Tadinya, mau minta petunjuk barangkali ada bantuan dari pemerintah,” kata Rohman kepada wartawan di Ngamprah kemarin.

Lantaran dirinya tidak dapat bertemu dengan jajaran pejabat di Dinas Pertanian, dia terpaksa pulang dengan gigit jari. Dia menyesalkan kurang maksimalnya layanan yang diberikan sejumlah SKPD.

”Mau tidak mau saya harus pulang lagi. Padahal, tadinya ingin berkonsultasi tentang kekeringan ini. Lahan sawah di kami sudah banyak yang gagal panen,” sesalnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan