Bekali Ilmu Water Rescue

[tie_list type=”minus”]Basarnas Kantor SAR Bandung Latih 50 Relawan Wilayah Potensi Bencana [/tie_list]

PANGALENGAN — Badan SAR Nasional (Basarnas) Kantor SAR Bandung menyelenggarakan pelatihan Water Rescue bagi wilayah yang berpotensi SAR di wilayah Jawa Barat yang bertempat di Situ Cileunca, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, pada 28 Mei sampai 1 Juni 2015.

Kegiatan tersebut diikuti 50 orang relawan dari instansi dan organisasi berpotensi SAR dari beberapa Kabupaten, yakni Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Kota Bandung, Karawang, Subang, Indramayu, Bekasi, Purwakarta dan Kuningan.

Para peserta dalam kegiatan itu mendapatkan pembekalan teori dan praktek tentang pengoperasian perahu karet, teknik pertolongan dengan atau tanpa alat. Selain itu, dilatih juga simulasi penanganan dengan heli rescue. Kegiatan dibimbing oleh para instruktur dari Kantor SAR Bandung, yang diawasi langsung oleh observasi dari Kantor Pusat Basarnas.

Kepala Kantor SAR Bandung Anggit M. Satoto, SS MM mengatakan, output kegiatan ini adalah pemberdayaan dan penguatan kapasitas potensi SAR untuk penanganan musibah dan kecelakaan di air, baik di sungai, danau, laut ataupun di darat.

”Para peserta diharapkan mampu melaksanakan penanganan terhadap korban pada musibah atau kecelakaan secara umum di wilayah tugas di mana mereka berada,” kata Anggit saat diwawancarai usai penutupan acara, Senin (1/6).

Anggit juga menjelaskan, keberadaan dan peran potensi SAR sangat penting bagi Basarnas. ”Sebagai kepanjangan tangan Basarnas sekaligus mempercepat respon time, mereduksi atau meminimalisasi resiko korban yang timbul,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Bandung Dadang M. Naser yang diwakili Sekda Kabupaten Bandung, Ir HM Sopian mengungkapkan dalam sambutan pembukaan acara tersebut, bahwa kordinasi antara pemerintahan dan masyarakat yang cukup erat diharapkan mampu meminimalisasi risiko bencana. ”Para peserta yang muda-muda dan kuat merepresentasikan penanganan kebencanaan yang kuat pula,” ungkapnya.

Selain itu, Sopian juga menambahkan, para peserta hendaknya dilandasi jiwa pengabdian yang tulus dan pembinaan potensi melalui kegiatan ini harus terukur dan berkelanjutan. ”Bahkan sangat penting setiap kegiatan tetap terjalin komunikasi dan kordinasi antara para peserta, dalam bentuk forum komunikasi, sehingga terwadahi dan terkordinir dengan baik,” pungkasnya. (yul/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan