Banjir Bandung Merata

Ribuan Rumah Terendam Lagi

DAYEUHKOLOT – Banjir melanda Bandung Raya. Pasalnya, air menggenang merata di kawasan Kabupaten dan Kota Bandung. Yakni, di kawasan Arcamanik dan Baleendah.

Ribuan rumah di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, Bojongsoang dan Pameumpeuk, terendam banjir karena luapan Sungai Citarum. Banjir kali ini juga merupakan dampak dari jebolnya tanggul Sungai Cirongeng dan curah hujan yang tinggi setiap hari. Rata-rata ketinggian banjir tersebut di setiap wilayahnya mencapai satu meter.

Warga setempat sudah mulai meninggalkan rumahnya dan pindah ke lokasi pengungsian. Banjir tersebut mengakibatkan terputusnya akses jalan antara Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot. Sehingga, semua kendaraan harus melewati jalur Bojongsoang. Alhasil, jalur ini macet.

Camat Dayeuhkolot Eef Syarief Hidayatullah mengatakan, banjir kali ini ketinggian airnya bervariatif. Antara 30 cm sampai 130 cm. Wilayah Kecamatan Dayeuhkolot yang terkena bencana banjir ada empat desa. Yakni, Dayeuhkolot, Citeureup, Pasawahan dan Cangkuang Wetan. ’’Tadi malam (7/2) karena ketinggian banjir meningkat, warga pun sudah mulai mengungsi,’’ kata Eef kepada wartawan kemarin (8/2).

Dia mengimbau kepada warga supaya tetap waspada. Kemudian, barang-barang harus dipindahkan ke tempat yang aman. Namun menurut dia, yang paling penting adalah kesiapsiagaan masyarakat, ketua RT/RW, relawan, karang taruna dan Tagana. Pihaknya juga akan terus memantau dan mempersiapkan alat-alat evakuasi.

Seorang pengungsi di tempat pengungsian Kantor Desa Dayeuhkolot, Euis Rukmini menuturkan, di rumahnya sudah tiga hari banjir. Hari pertama dan kedua ketinggian airnya masih 60 cm. Ketika ketinggian air mencapai 130 cm, Euis dan keluarganya pergi mengungsi ke kantor desa. ’’Ditambah saya sakit, jantung saya melemah. Makanya saya dievakuasi ke sini,’’ tutur Euis saat di pengungsian.

Euis mengatakan, bukan hanya dia yang sakit, ada beberapa orang yang merasakan hal serupa. ’’Salah satunya anak kecil yang gatal-gatal semenjak banjir bulan kemarin. Sampai saat ini belum juga sembuh,’’ tandasnya.

Sementara itu, air di kawasan RW 06 Kelurahan Cisaranten Kulon, Kecamatan Arcamanik Bandung belum juga surut. Penganganan manual dengan pemasangan bronjong atau kirmir awal yang dilakukan pihak Kecamatan dan Dinas Bina Marga dan Umum (DBMP) Kota Bandung kembali jebol. Tepatnya pada pukul 12.00, ketika hujan mulai turun.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan