Banjir Bandung Akibat Alih Fungsi Irigasi

BATUNUNGGAL – Alih fungsi saluran irigasi di kota Bandung, menjadi sumber petaka banjir. Bobolnya tanggul di sepanjang Sungai Cironggeng, juga bagian tak terpisahkan dari alih fungsi lahan tersebut.

Banjir Bandung
GOTONG ROYONG: Petugas dari DBMP Kota Bandung memperbaiki tanggul jebol di sungai Cironggeng kemarin (10/2).

’’Bukan bermaksud menyalahkan kebijakan masa lalu, tetapi faktanya demikian. Saluran irigasi yang beralih fungsi jadi drainase menjadi penyebab banjir di beberapa wilayah kota Bandung,” jelas Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung Iskandar Zulkarnaen kemarin (10/2).

Diakui Zul, jebolnya tanggul Cironggeng, menyebabkan kerusakan daerah aliran sungai. Kerusakan ini mencapai lima kilometer. Meski sudah dua kali dilapisi penyangga darurat, derasnya air tetap menimbulkan banjir. Ratusan rumah masyarakat sekitar Arcamanik, tetap tergenang dan kerugian masyarakat akibat kejadian ini cukup besar.

Dalam APBD 2015, tidak kurang dari Rp 80 miliar, anggaran bidang pengairan dialokasikan. Sementara, Rp 14 miliar dari jumlah tersebut akan digunakan untuk menanggulangi persoalan tanggul sungai yang sudah tidak representatif. ’’Kita prioritaskan penanganan persoalan tanggul jebol, meski tidak mengesampingkan persoalan kebinamargaan lainnya,” ujar pria yang akrab disapa Zul ini kepada Bandung Ekspres.

Di sela rapat paripurna DPRD Kota Bandung, Ketua Komisi C, Entang Suryaman, menyambut baik gagasan DBMP yang memprioritaskan persoalan tanggul sungai. Sebab, DBMP memiliki dokumen data pengairan yang lengkap.

’’Kembalikan pada fungsi awal daerah aliran sungai. Pelebaran dan permanenkan kirmir aliran sungai akan meminimalisir persoalan banjir kiriman,” kata Entang.

Sementara itu di Kecamatan Mandalajati, banjir sudah surut. Namun, menyisakan lumpur tebal. ’’Dulu katanya ada yang mau datang dari PMI Kota Bandung mau memberikan bantuan. Tapi ditunggu-tunggu sampai sekarang tak kunjung datang,” ungkap ketua RW 6 Kertasari, Nanan kemarin (10/2).

Dia menambahkan, setiap musim penghujan, kawasan Mandalajati selalu kebanjiran. Hal ini karena drainase di sana buruk. Sehingga, air di selokan meluap ke jalan. ’’Banjirnya sering masuk ke rumah warga. Tapi jarang terima bantuan,’’ kata Nanan.

Selain itu, jika musim kemarau tiba, warga Mandalajati sering kesulitan mendapatkan air. Oleh karena itu, Nanan meminta pemerintah setempat supaya membuat sumur artesis atau pemasangan jet pump. (mg10/mg1/tam)    

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan