Anak Aktivis Pekerja Nasional Jabar Hilang

SUMUR BANDUNG – Aktivis Serikat Pekerja Nasional Jawa Barat, Kardi ,60, kehilangan anaknya. Yusi Husaeni, 18, sang putri belum kembali ke rumah sejak Rabu (25/2) lalu. Keluarga langsung melapor ke Polrestabes Bandung, kemarin (27/2), dan diterima dengan surat bernomor LP/464/II/2015/POLRESTABES.

Yusi Husaeni
Yusi Husaeni

’’Waktu hari Rabu itu, anak saya bilang ke kakaknya, mau ke rumah temannya di Arcamanik. Tapi, sampai sekarang belum juga pulang,” ujar Kardi di Mapolrestabes Bandung.

Kardi menyatakan, pihak keluarga telah melakukan upaya pencarian ke setiap tempat. Juga bertanya ke saudara serta teman-teman putrinya. Hanya saja belum membuahkan hasil. ’’Bahkan, saya sudah menemui kepala sekolah SMKN 1 Bandung, termasuk guru dan teman-temannya. Tapi, semuanya tidak ada yang tahu,” jelas dia.

Kardi yang sehari-hari bekerja di sebuah media online ini berharap, secepatnya Yusi bisa kembali ke rumah dalam keadaan selamat. ’’Siapapun yang menemukan anak saya, bisa membantu dengan melaporkannya ke polisi atau menemui alamat keluarga,” ucapnya.

Yusi adalah anak kedua Kardi. Tinggal di Jalan Bunisari No 144, RT 03/07, Kelurahan Antapani Wetan, Kecamatan Antapani. Dia memiliki ciri-ciri, tinggi badan sekitar 155 cm, badan agak kurus, kulit sawo matang, dan rambut hitam tebal hitam panjang sebahu.

Menurut kakak korban, Adiyoso, 21, pada hari Rabu sekitar pukul 08.00, Yusi berangkat ke rumah temannya di Antapani. Sejam kemudian, Yusi kembali ke rumah dan pergi lagi menggunakan sepeda motor Honda Vario Techno 125 warna putih-biru dengan nomor polisi D 5983 KS. ’’Waktu kembali ke rumah itu, dia agak gusar. Tapi, dia nggak bilang masalahnya apa. Kemudian pergi lagi dengan membawa dua helm. Yusi bilang ke ibu saya, mau ke rumah temannya di Arcamanik,” papar Adiyoso.

Sewaktu pergi, Adiyoso mengungkap, Yusi mengenakan baju warna pink, kerudung pink, dan celana warna biru dongker. Adiyoso mengaku, saat adiknya pergi lagi, dirinya sangat khawatir karena Yusi tidak membawa kelengkapan surat kendaraan, baik SIM maupun STNK. Kekhawatiran keluarga semakin menjadi ketika Yusi tidak mengangkat sekalipun telepon dari keluarga. ’’Malah sekitar pukul 14.00, telepon dari keluarga di-reject. Setelah itu teleponnya tidak aktif sampai malam,” sahutnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan