Target Utama Persebaya Juara Liga 1

JAKARTA – Penantian panjang selama 15 tahun itu berakhir kemarin. Taklukkan Persija Jakarta 4-1, Persebaya Surabaya tampil sebagai juara Piala Gubernur Jatim (PGJ) 2020.

Torehan juara tersebut melebihi target yang dibebankan manajemen. Sebab, sejatinya Persebaya tak mematok target tinggi dalam ajang pramusim ini. ”Tidak ada target khusus. Tapi, selalu saya tekankan kepada pemain untuk tampil maksimal di setiap pertandingan. Ini jadi modal berharga di liga 1 nanti,” kata pelatih Persebaya Aji Santoso.

Menurutnya, gairah meraih trofi memang sudah membuncah. Itu terlihat dari spirit yang ditunjukkan Makan Konate dkk sejak kickoff pertandingan. Baru tiga menit laga berjalan, Oktafianus Fernando sudah membobol gawang Persija.

Persija sempat menyamakan kedudukan melalui tandukan Marko Simic (43′). Tapi, unggul jumlah pemain membuat Persebaya mampu mencetak tiga gol tambahan. Masing-masing melalui Makan Konate (52′), Ricky Kambuaya (55′) dan Mahmoud Eid (80′). “Anak-anak sabar dalam mencari gol setelah unggul jumlah pemain. Itu kuncinya,” jelas Aji.

Aji bersyukur timnya bisa mengikuti turnamen pramusim tersebut. Sebab, dari turnamen ini, banyak pemain muda Green Force yang tampil cemerlang. Nama terakhir bahkan dipanggil mengikuti pemusatan latihan timnas senior. Nah, skuad muda itulah yang akan dijadikan tumpuan musim ini. ”Semoga mereka lebih bagus saat tampil di kompetisi nanti,” tuturnya.

Dia mengatakan, para pemain muda harus siap-siap jadi tumpuan pada musim ini.salahsatunya penampilannya Hambali, sepanjang gelaran PGJ 2020 cukup oke. Dia mampu mencetak satu gol saat melawan Persik Kediri (10/2). ”Saya sangat bersyukur bisa membawa Persebaya juara. Ini jadi modal kami di Liga 1 nanti,” kata pemain 19 tahun itu.

Di sisi lain, pelatih Persija Sergio Farias tetap tenang meski kalah telak. Dia punya alasan mengapa timnya sampai kebobolan empat gol. Salah satunya, karena Persija harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-31. ”Setelah kartu merah, semuanya jadi susah buat kami. Kami mau menyerang, tapi tidak bisa. ”Transisi pertahanan juga buruk,” jelas pelatih asal Brasil itu. Belum lagi, dukungan Bonek makin membuat pemain Persija tertekan.

Sejatinya, Farias senang saja dengan banyaknya suporter di stadion. ”Tapi harusnya supporter Persija juga datang. Kalau hanya pendukung satu klub saja yang hadir (di stadion), itu tidak bagus buat sepak bola Indonesia,” keluhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan