Pemberian Vaksin Flu Burung dan Rabies Dimulai Februari

CIMAHI — Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi bakal memulai pelaksanaan vaksinasi rabies dan flu burung pada Selasa (4/2) di perumahan Pondok Mutiara, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara.

Kegiatan vaksinasi ini rutin digelar oleh Dispangtan Kota Cimahi. Tahun ini sudah disiapkan sebanyak 600 dosis vaksin rabies, dan 600 dosis flu burung. Vaksin akan diberikan secara gratis.

”Kita siapkan untuk vaksin masing-masing untuk flu burung 600 dosis, dan 600 dosis untuk rabies. Kita mulai laksnakan selasa tanggal 4 Februari 2020 di Pondok Mutiara,” kata Kepala Bidang Pertanian Dispangtan Kota Cimahi, Mita Mustikasari saat ditemui di Pemkot Cimahi Jalan Demang Hardjakusumah, Kamis (30/1).

Pelaksanaan vaksin rabies dan flu burung tahun ini akan berlangsung mulai Februari hingga Juli dan dilakukan tersebar di 15 kelurahan yang ada di Kota Cimahi. Sasaran vaksin rabies dan flu burung diantraanta anjing, kucing, musang, ayam, bebek, entog, dan angsa.

”Masyarakat agar dapat membawa hewan peliharaannya, agar bisa dilakukan vaksinasi untuk mencegah penyakit, terutama yang dapat ditularkan kepada manusia atau zoonosis,” imbuh Mita.

Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi dilakukan di masing-masing kelurahan yang dipusatkan di satu lokasi. Untuk itu pihaknya menyebarkan surat edarkan ke kelurahan untuk konfirmasi penjadwalan pelaksanaan vaksinasi.

”Tempatnya kelurahan yang menentukan. Petugas dan masyarakat yang mau vaksinasi datang ke tempat yang sudah ditentukan oleh kelurahan yang bersangkutan,” jelas Mita.

Diakuinya, setiap diadakan vaksinasi, animo masyarakat untuk memvaksin hewan peliharaanya cukup tinggi. Terbukti setiap pelaksanaan jumlahnya bisa mencapai puluhan.

”Untuk yang belum begitu paham perlunya vaksinasi rabies dan flu burung, kami sekaligus memberikan sosialisasi dan membagikan leaflet. Vaksinasi ini diperlukan guna mencegah rabies dan flu burung,” terangnya.

Dengan pemberian vaksinasi ini pihaknya berharap 0 persen kasus flu burung dan rabies di wilayahnya. Diakui Mita, selama kurun waktu 23 tahun terakhir ini, di Kota Cimahi tidak lagi ditemukan kasus rabies.

”Terakhir kasus rabies tahun 1996 di Leuwigajah, dan sampai dengan sekarang belum ada lagi (kasusnya). Dan mudah-mudahan tidak ada lagi,” ucapnya.

Menurutnya, yang paling penting lagi dalam pencegahan penyakit rabies adalah kontrol populasi hewan penular rabies.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan