Cegah Antraks, Dispangtan Perketat Sapi Masuk Cimahi

CIMAHI – Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi melalui Dinas Pangan dan Pertanian bakal memperketat pengawasan hewan ternak khususnya sapi yang masuk ke Kota Cimahi. Hal itu dilakukan sebagai upaya pencegahan penularan bakteri antraks.

Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi, Mita Mustikasari mengatakan, arus sapi yang masuk ke Kota Cimahi cukup tinggi. Terutama dari Jawa Tengah yang merupakan wilayah endemik bakteri antraks.

”Jadi harus dilihat SKKH-nya (Surat Keterangan Kesehatan Hewan), termasuk kartu vaksinasi antrax,”  kata Mita saat ditemui di Komplek Perkantoran Pemkot Cimahi Jalan Demang Hardjakusumah, Rabu (22/1).

Menurutnya, hingga saat ini belum ditemukan sapi di Kota Cimahi yang diduga terjangkit antraks, sejak kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) muncul beberapa waktu lalu.

”Seluruh sapi yang disembelih di Cimahi dinyatakan sehat. Biasanya sapi yang masuk Cimahi dari Jawa Tengah, Purwakarta, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat,” ujarnya.

Dikatakannya, sejauh ini di Kota Cimahi hanya ada satu daerah yang terdapat peternakan sapi, yakni di daerah Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara. Berdasarkan data, terdapat 356 ekor sapi yang ada di wilayah tersebut.

Sehingga pihaknya akan memantau sejumlah sapi itu, guna mengantisipasi penyebaran antraks tidak sampai masuk ke Kota Cimahi.

”Kondisi yang sehat, dan tidak ada hewan yang menunjukkan gejala terserang antraks atau penyakit lain,” tegasnya.

Dia menjelaskan, antraks tidak hanya menyerang sapi, tapi juga domba, kambing kerbau, kuda, rusa, dan marmot. Gejala klinis pada hewan yang terkena antraks, diantaranya sesak nafas, gemetar, kejang, dan menyebabkan kematian karena ada perdarahan otak.

Tidak hanya itu, gejala lainya adalah demam mencapai 41,5 derajat selsius, gelisah, susah bernafas, dan detak jantung  lemah. Selain itu, produksi susu berkurang dan keguguran.

”Keluar darah berwarna hitam dari lubang hidung, telinga, dubur, kemaluan. Kalau ada ternak sapi yang mati mendadak dengan gejala keluar darah dari lubang alami, tidak boleh dipotong tapi dikubur,” jela Mita.(mg3/ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan