13 Sekolah Dasar Dibagi Telur dan Susu

BANDUNG – Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung membagikan sekitar 9.000 telur dan susu untuk siswa di 13 Sekolah Dasar di Kecamatan Cibiru Kota Bandung. Pembagian dilaksanakan di SDN 168 Cipadung, Jalan Embah Jaksa, Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, Jumat (31/1).

Kepala Dispangtan Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengatakan program pembagian susu dan telur ini sejalan dengan dengan program dari Pemerintah Pusat terkait kebijakan memanfaatkan produksi telur yang berlimpah.

”Sekarang telur ini dimanfaatkan untuk perbaikan gizi anak sekolah khususnya SD, MI, Pesantren, dan yang rentan terhadap kekurangan gizi,” katanya di sela acara pembagian telur dan susu.

Menurutnya, salah satu tugas Dispangtan adalah mengelola peternakan. Sehingga secara kelembagaan memang berhubungan dengan program Gerakan Minum Susu dan Makan Telur. Oleh karenanya, pihaknya mendukung program pembagian telur guna meningkatkan gizi anak-anak.

”Ini kebijakan yang sangat baik, terintegrasi menjadi kebijakan nasional yang harus diteruskan oleh semua daerah termasuk Kota Bandung. Tetapi untuk jumlah telur dan waktu pembagian, Dispangtan tak bisa menetapkannya,” ujarnya.

Pembagian telur ini, aku Gin Gin, juga berkaitan dengan menjaga kestabilan harga, agar produksi yang disebar ke masyarakat juga harus seimbang.

”Saya berharap dari sisi bantuan dan dukungan berbagai pihak untuk program ini, bisa juga dengan produk olahan yang mengandung protein dari telur dan hewan. Sehingga kita punya keleluasaan untuk mengedukasi termasuk pengenalan kepada masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Bandung, Siti Muntamah mengatakan dengan program tersebut sekaligus menyosialisasikan tentang pentingnya makan telur bagi anak-anak.

”Ini untuk menyiapkan generasi emas, mengingat tahun 2020, 2030 kita akan memasuki generasi emas yang usia produktifnya mencapai 70 persen. Artinya anak-anak sehat itu adalah kebutuhan mutlak,” katanya.

Menurut Umi, sapaan akrabnya, anak-anak sehat itu bukan hanya secara fisik saja, tapi mempunyai karakter yang baik. Sehingga semua stakeholder pendidikan, orang tua, dan anak-anak itu sendiri harus dididik menjadi pemimpin masa depan.

”Pemimpim masa depan adalah pemimpin yang berkarakter. Mengelola dan membawa Indonesia lebih maju dan tentu saja bisa menyelamatkan bangsa ini. Dan anak berkarakter tersebut dimulai sejak usia dasar dan tentu saja tumbuh kembangnya saat di Sekolah Dasar,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan