100 Hari Nadiem: Memerdekakan Pendidikan Indonesia

JAKARTA -Lebih dari 100 hari sudah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, yang sekaligus mantan bos Gojek telah mengomandoi lembaga yang bertanggungjawab akan pendidikan di Indonesia.

Ada dua ide besar yang diperkenalkan Menteri yang akrab disapa Mas Menteri itu. Permata pada Desember lalu ia memperkenalkan konsep Merdeka Belajar khusus untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah. Tak lama, menyusul dengan lahirnya konsep lanjutan Merdeka Belajar yang diterapkan dalam tingkatan pendidikan tinggi, yakni Kampus Merdeka.

Kebijakan pertama merupakan pembenahan terhadap sistem pendidikan dasar dan menengah, salah satunya adalah menghapus sistem Ujian Nasional (UN) dan menggantinya dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.

Sementara pada kebijakan kedua memberikan berbagai keleluasaan atau dalam hal ini kemerdekaan pada perguruan tinggi tanpa harus berkoordinasi dengan begitu banyak instansi atau kementerian lainnya.

“Jadi seratus hari ini, semua kita analisis mana yang bisa dilakukan sekarang, untuk mulai memotong rantai-rantai sekat-sekat regulasi yang menghalangi proses inovasi di dalam unit pendidikan kita. Lebih lanjut lagi masuk ke peningkatan kualitas guru, kurikulum dan lain-lain, itu masih butuh waktu lebih lama untuk mematangkan konsep merdeka belajar ini,” paparNadiem Makarimdi hadapan peserta IDE 2020 di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, baru-baru ini, dilansir dari liputan6.com.

Jurus Merdeka Belajar merupakan strategi untuk memerdekakan berbagai hal dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk regulasi yang membebani guru-guru untuk bisa melakukan tugas utama mereka yaitu melaksanakan pembelajaran. Demikian juga dengan Ujian Nasional (UN) yang sifatnya per subjek dan begitu banyak materi sehingga terpaksa melalui metode hafalan.

“Itu bukan salahnya guru melainkan salah kontennya yang begitu banyak. Jadi di sana kita lepas biar sekarang kita fokus ke asesmen kompetensi sehingga tidak ada materi yang harus dihafal melainkan daya analisis,” terang Nadiem.

Kampus Merdeka

Pada Jumat, 24 Januari lalu, alumnus Harvard Business School, Amerika Serikat itu akan dicatat dengan tinta emas sebagai bidan yang melahirkan gebrakan Kampus Merdeka. Ada empat kebijakan Kampus Merdeka yang disebut Mendikbud memberi kemudahan dan keleluasaan kampus.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan