Yenny Wahid Pastikan Mayoritas Umat Islam Indonesia Moderat

BANDUNG – Peringatan Harlah ke-73 Muslimat NU yang dihadiri seratus ribu lebih ibu-ibu Muslimat dari seluruh Indonesia. Ketua Panitia Hari Lahir Muslimat ke-73 Yenny Wahid memastikan, mayoritas umat Islam di Indonesia toleran, cinta damai dan moderat yang tak menolerir sikap ekstrem.

Menurut dia, sudah saatnya NU dan Muslimat bangkit membela bangsa. Muslimat dan NU menjadikan Harlah ke-73 momentum untuk membuktikan bahwa mayoritas umat Islam di Indonesia merupakan umat yang toleran dan moderat.

”Jadi sebenarnya Harlah Muslimat kali ini merupakan upaya menunjukkan kepada masyarakat agar jangan ragu tentang identitas umat Islam di Indonesia. Sesungguhnya mayoritas umat Islam di Indonesia itu umat yang toleran, cinta damai dan moderat,” papar Yenny Wahid dalam keterangan persnya, Selasa (29/1).

Seperti diketahui, peringatan Harlah Muslimat NU di GBK pada Minggu kemarin, dihadiri oleh Presiden Jokowi dan isteri, Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siradj, Ketua Umum PP Muslimat Khofifah Indar Parawansa, serta para sesepuh NU dan beberapa menteri Kabinet Kerja.

Yenny tak menampik jika ada yang menyebut peringatan Harlah Muslimat yang mendatangkan seratusan ribu anggota Muslimat ke Jakarta sebagai manuver politis.

”Politisnya bukan politis praktis. Kita lebih pada tataran kebangsaan. Kita ingin menguatkan Aswaja (ahli sunnah wal jamaah) karena bisa menjawab tantangan-tantangan yang dihadapai komunitas Islam di Indonesia dan bahkan di dunia. Sebab di dalam Aswaja terkandung nilai-nilai tasamuh (toleran), tawasuth (moderat), tawazun (seimbang) dan i’tidal (adil),” kata putri kedua KH Abdurrahman Wahid itu.

Menurut Yenny, Jakarta memang sengaja dipilih menjadi tempat penyelenggaran Harlah karena merupakan barometer nasional. Muslimat NU, imbuh dia, melihat ada suasana tegang di tengah masyarakat menjelang Pilpres 2019.

”Kita mengajak ibu-ibu Muslimat untuk meredakan ketegangan tersebut dengan cara memanjatkan doa bagi keselamatan bangsa,” ujar pemilik nama asli Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid itu.

Yenny menambahkan, NU sebagai salah satu ormas Islam terbesar di negeri ini, selama ini lebih memilih diam di saat bertebaran hoax, ujaran kebencian, dan bahkan fitnah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan