Warga Diminta Bersabar, Curug Jompong Solusi Kendalikan Banjir Citarum

SOREANG – Bupati Bandung Dadang M.Naser, mendampingi Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo dan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, saat melakukan peninjauan pembangunan terowongan Curug Jompong Desa Lagadar Kecamatan Margaasih, Minggu (10/3).

Menurutnya, Pembangunan dua terowongan nanjung sepanjang 230 meter tersebut, merupakan bagian dari solusi masalah banjir tahunan yang kerap terjadi di wilayah Bandung Selatan.

Setelah beberapa kali melakukan pembahasan bersama DPRD provinsi Jawa Barat, pembangunan terowongan Curug Jompong akhirnya disetujui dan dianggap strategis menjadi salah satu solusi untuk mengatasi banjir akibat luapan Sungai Citarum.

“Kanal Curug Jompong itu dibuat sebagai jalan pintas sebagian besar arus air. Ketika air meluap kanalnya dibuka menuju waduk Saguling, Ketika kemarau kanalnya ditutup, jadi tetap menggenang,” Jelas Dadang saat ditemui disela sela mendampingi Presiden ninjau curug jompong, Minggu, (10/3)

Menurut Dadang, kalau pembangunannya sudah selesai, pola buka tutup kanal air ini diharapkan bisa mengendalikan genangan banjir saat musim hujan turun yang sering terjadi di tiga kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang.

“Kita semua harus kompak, saling berbuat untuk atasi banjir. Semoga progres pembangunan tol air curug jompong cepat selesai,” kata Dadang.

Dia menjelaskan, Setelah pembangunan danau retensi di Cienteung, sebagai solusi lain yang dieksekusi oleh pemerintah untuk mengatasi banjir. Pihaknya, akan terus berupaya meminimalisir banjir dengan pembangunan yang bisa diguna parkir air sungai citarum saat meluap.

”Karena mengalami pendangkalan sedimentasi sungai, maka alurnya melambat, tapi dengan adanya terowongan air Curug Jompong ke depan, diharapkan, tak ada lagi banjir di Kabupaten Bandung,” imbuhnya.

Dadang menambahkan, selain membangun danau dan terowongan air. Upaya lain dalam penanganan banjir, pemerintah bersama berbagai elemen akan terus mengkampanyekan kesadaran masyarakat soal pengelolaan sampah, pola tanam perkebunan dan perhutani, juga penegasan hukum lingkungan soal limbah.

”Yang paling berat itu masalah sampah dan pola tanam penghijauan, tapi untuk itu kita sudah berupaya membangun  program bank sampah di seluruh wilayah, sosialisasi LCO (Lubang Cerdsa Organik) dan Satapok (Sabilulunga Tanam Pohon Kesayangan) di hulu,” tuturnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan