SAPAN – Puluhan warga di sepanjang sungai Citarik mengisi waktu menjelang buka puasa dengan mencari ikan. Sungai yang menghubungkan ke sungai Citarum ini selalu ramai oleh warga yang mencari ikan dengan menggunakan alat pancingan atau jaring besar.
”Beberapa titik di pinggir sungai Citarik banyak didirikan gubug-gubug kecil dari bambu beratapkan daun sebagai tempat berteduh mencari ikan. Jadi sangat mengasyikan menunggu magrib sambil mencari ikan di tempat itu,” kata Rizal Komara,46, warga asal Citarik Baru, Sapan, Kabupaten Bandung, Senin (13/5).
Dikatakannya, proses dalam menangkap ikan, masyarakat melakukan cara menaikkan dan menurunkan jaring (waring) yang dibuat alat lazim disebut anco dan cara mengambilnya dengan alat namanya “Sirib”.
”Pertama-tama branjang anco diturunkan ke dalam sungai atau air kemudian ditunggu 10 menit, kemudian diangkat jika ada ikannya. Jika terdapat ikan, ikanpun diambil dengan seser kemudian dimasukkan wadah penyimpanan begitu seterusnya,” kata Rizal saat diwawancarai Jabar Ekspres.
Pria yang akrab disapa Komar itu menuturkan, bahwa menangkap ikan dengan menggunakan alat tradisional seperti ini selain sebagai media hiburan di kala liburan juga bisa dijadikan lahan untuk menambah penghasilan dengan menjual hasil tangkapan.
”Jika kebetulan sungai sedang banyak ikan, lumayan dapat dijual dan sisanya dimasak untuk lauk pauknya. Ikannya pun rupa-rupa, ikan nila, lele, gabus bahwa jika beruntung kita bisa mendapatkan ikan mas,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu warga yang sering ngabuburit ke jalan tersebut, Ahmad Kurniawan,40, mengatakan, dirinya sengaja datang jalan yang menghubungkan Sapan-Rancaekek-Cicalengka itu untuk melihat para warga yang mencari ikan di sungai tersebut.
”Bila sedang berada di lokasi ini tidak terasa waktu cepat dan bisa sekalian membeli ikan dari warga tersebut. Kalau mereka dapat ikan banyak sekalian dapat beli buat sahur,” tandasnya. (drx)