Warga Cieundeu Tak Mau TPA Leuwigajah Dibuka Kembali

CIMAHI– Gagal mendapatkan Piala Adipura membuat warga Kampung Adat Cireundeu khawatir Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah diaktifkan kembali. Sebab, salah satu yang membuat Cimahi gagal mendapatkan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI tersebut adalah karena Cimahi tidak mempunyai TPA.

Salah seorang tokoh adat Cireundeu, Abah Widi memastikan, warga adat Kampung Cireundeu akan menolak secara tegas, jika Pemkot Cimahi berencana mengaktifkan kembali TPA Leuwigajah.

Bahkan pria yang juga sebagai Ais Pangampih Kampung Cireundeu ini beranggapan, jika Pemkot Cimahi tetap melakukannya, berarti pemerintah mengorbankan warganya demi mendapatkan penghargaan.

“Memang sampah menghambat prestasi. Tapi jangan karena ingin mendapat penghargaan, jadi mengorbankan masyarakat. Coba aja tanya, seperti apa masyarakat disini keinginannya, pasti semua menolak,” kata Abah Widi saat ditemui di Kampung Cireundeu, Rabu (16/1).

Menurutnya, sudah cukup warga adat Kampung Cireundeu menderita selama lebih dari 20 tahun lantaran lokasi tempat tinggal mereka dijadikan TPA dengan sistem pengelolaan yang tidak ramah lingkungan. Akibatnya lingkungan menjadi tidak sehat.

Tidak hanya itu, lanjutnya,  efek negatif lainnya juga kerap diterima warga kampung adat karena masyarakat luar sering menganggap jika kampungnya hanya sebagai tempat pembuangan sampah, bukan kampung adat.

“Sudah cukup 20 tahun kami menderita karena bau, dan efek negatif lainnya. Kampung adat kami lebih dikenal sebagai tempat sampah. Kalau kami ditanya tempat tinggal, minder sebenarnya. Padahal Cireundeu itu kan kampung adat, tapi malah jadi kampung sampah,” katanya.

Harusnya pemerintah mulai memikirkan opsi lain mengenai pengolahan sampah, tidak hanya dibuang dan ditumpuk, namun juga bisa didaur ulang dan dimanfaatkan.

“Harusnya mulai membuat mesin yang bisa mengolah sampah, bisa jadi pupuk, plastiknya didaur ulang, jangan hanya membuang,” bebernya.

Sementara itu, Walikota Cimahi Ajay M. Priatna, menyadari akan adanya penolakan dari warga jika TPA Cireundeu difungsikan kembali. Untuk itu ia mengaku, akan mencari alternatif lain untuk mengelola sampah yang selama ini menjadi salah satu masalah penting yang harus segera diselesaikan.

“Sebetulnya bukan jadi TPA lagi, hanya sebagai kawasan terpadu saja. Memang warga pasti menolak. Pasti kita usahakan alternati-alternatif lainnya,” singkat Ajay.(ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan