Usaha Kopi Kabupaten Bandung Melejit

SOREANG – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung, sukses membina beberapa pengusaha kopi. Kopi yang memiliki Brand Bintoha Perkoci, berhasil merambah pasar domestik. Sehingga, kebanjiran order dari pecinta kopi di berbagai Negara.

Dudy Ahmadudin Busyori pemilik perusahaan kopi Bintoha Perkoci mengatakan, dirinya menekuni usaha kopi sejak tahun 2016 dan dibawah binaan disperindag. Walau Tidak memiliki latar belakang pertanian, namun perjalanan hobinya dalam bercocok tanam menjadikan hobi sebagai lapak usaha.

”Ciwidey ini merupakan daerah penghasil kopi cukup banyak, 400 ribu ton dihasilkan dari Ciwidey. Namun para petani tidak pernah mencoba hasil kopi olahan  sendiri. Mereka hanya menjual greenbeen (kopi mentah) kepada produsen dan tidak tahu diproduksi menjadi kopi siap santap dimana,” katanya saat ditemui di Perkoci Camp di Ciwidey, Minggu (14/7).

Menurut Denci, Sapaan akrab Pemilik Perkoci Camp, dalam satu minggu, dirinya berhasil menjual 20 hingga 30 kilogram kopi ke wilayah Domestik. Walau sudah menerima pesanan order dari luar Negeri, pihaknya belum memenuhi karena hasil panennya masih terbatas. Walau demikian, Denci optimis pada tahun 2020 kopi Pekoci siap masuk pasar Internasional, beberapa turis asing pecinta kopi sudah memesan dari sekarang untuk kebutuhan 2020 mendatang.

”Sejak tahun 2017, saya bergabung dengan disperindag, saya dibina dari mulai penanaman seperti apa, roasting, pengolahan yang baik, packaging, hingga pemasaran pun saat ini saya sudah tau celah-celahnya harus dijual kemana. 1 kg kopi, dijual mulai harga Rp.200 sampai dengan Rp. 350 rebu dengan jenis kopi olahan roasting,” akunya.

Denci menjelaskan bahwa panen kopi tidak akan sama dengan hasil dari pengolahan, Randomen kopi 85 persen hilang beratnya.

”Jika 1 ton panen paling bisa menghasilkan kopi 150 kg kulit kebuang, air nya kebuang, sisanya yang siap roasting. Setelah di roasting pun hilang 17 smpe 20 persen. Paling bersihnya 120 kg,” katanya.

Menurut Denci, dirinya masih menemui kendala dalam mengembangkan usahanya. Salah satunya tidak memiliki lahan jemur untuk menjemur hasil panen yang sangat banyak. Karena sistem jemuran akan mempengaruhi kualitas kopi, untuk jenis olahan wet membutuhkan waktu jemur sampai 10 hari sedangkan untuk jenis olahan natural dan honey membutuhkan waktu satu bulan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan