Tumpukan Sampah Liar Marak di Perbatasan Dua Daerah

NGAMPRAH– Tumpukan sampah liar marak  di titik perbatasan Jalan Soreang-Cipatik, Desa Pataruman, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Jalan protokol tersebut kerap dijadikan pembuangan sampah liar. Unit Pelaksana Teknis Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup KBB mengaku kewalahan lantaran keterbatasan personel dan armada.

Sampah liar tersebut menumpuk di jalur perbatasan Kabupaten Bandung dan Bandung Barat setiap hari. Tumpukan sampah tak hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga kerap menimbulkan bau menyengat.

“Sampah terus bermunculan padahal kami selalu melakukan operasi. Kami juga imbau kesadaran masyarakat harus ditingkatkan agar pemandangan di pinggir jalan tidak lagi ada tumpukan sampah,” kata Pelaksana Kepala UPT Kebersihan KBB Rudi Huntadi, Senin (4/3).

Rudi mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk mencegah pembuangan sampah liar di titik itu. Namun, volume sampah terus bertambah. Pengangkutan sampah oleh petugas seakan tidak berdampak.

Menurut Rudi, jika mengandalkan petugas, operasi pengangkutan sampah liar sulit ditangani. Hal ini di antaranya akibat keterbatasan personel dan armada pengangkutan sampah. “Kami hanya punya 4 armada pengangkut sampah liar  (APSL) dan masing-masing sudah punya wilayah angkutan,” ujarnya.

Dia menyebutkan, keempat APSL itu beroperasi di Lembang 1 unit, Cikalongwetan 1 unit, Batujajar-Cililin 1 unit dan Ngamprah 1 unit. Padahal, hampir semua dari 16 kecamatan di Bandung Barat terdapat titik pembuangan sampah liar.

Sementara itu, Koordinator UPT Kebersihan Wilayah Parongpong dan Cisarua Tauhid Nuryonto mengungkapkan, sampah liar muncul lantaran banyak permintaan pengangkutan sampah dari masyarakat belum bisa dipenuhi. “Idealnya, ada 10 armada untuk melayani pengangkutan sampah di Cisarua dan Parongpong. Namun, sekarang yang beroperasional hanya 5 unit,” ujarnya.

Menurut Tauhid, saat ini pun banyak daftar tunggu permohonan pengangkutan sampah dari masyarakat. Namun, hal itu belum bisa dipenuhi lantaran aramada pengangkutan sampah yang dimiliki UPT Kebersihan belum mencukupi.

Koordinator UPT Kebersihan Wilayah Selatan KBB, Deri Irawan mengungkapkan permohonan baru dari masyarakat untuk pelayanan sampah ini cukup banyak. Namun, sama seperti halnya di wilayah utara, di wilayah selatan juga hingga kini masih kekurangan armada dan kernet.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan