Tiga Bulan Terakhir Harga Sayuran Anjlok

NGAMPRAH– Musim kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) berdampak pada harga sayuran  anjlok. Hal tersebut dirasakan oleh para petani yang harus menanggung rugi yang dirasakan sejak Juli lalu.

Ketua Kelompok Tani Tridas Jayasari Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Tihar,48, mengatakan, sejak Juli harga jual berbagai komoditi sayuran menurun drastis.

“Ada pengaruh (musim kemarau) ke harga sayuran, saat ini hampir semua komoditi sayuran anjlok, jelas kerugian dirasakan oleh para petani,” kata Tihar di Desa Cibodas Lembang, Senin (9/9).

Turunnya harga jual sayuran dari petani seperti kembang kol yang normalnya seharga Rp 5 ribu/kg kini hanya Rp 1.000/kg. Sawi Rp 4 ribu/kg kini hanya Rp 1.000/kg. Letus Rp 12 ribu/kg turun ke harga Rp 4 ribu/kg.

“Paling drastis anjloknya untuk tomat, itu kan normalnya Rp 5 ribu/kg sekarang cuma Rp 500/kg, jadi kebanyakan dibiarkan saja sama petaninya gak dipanen,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, anjloknya berbagai komoditi sayuran diakibatkan melimpahnya suplai sayuran dari berbagai daerah di Indonesia. Meskipun para petani saat ini dilanda kesulitan sumber air untuk pertanian akibat persediaan air musim kemarau yang menurun.

“Musim kemarau ya, otomatis para petani muter otak mencari sumber air supaya masih bisa memanfaatkan lahan untuk tetap bertani, bahkan ada yang sampai beli air untuk menyiram tanaman,” ujarnya.

Meski begitu, dia membeberkan, tidak semua komoditi sayuran anjlok. Seperti harga cabai rawit yang kini berada diharga Rp 60 ribu/kg dan cabai keriting yang tetap berada di harga Rp 50 ribu/kg.

Dengan kondisi harga jual sayuran saat ini, dia mengungkapkan, dirinya beserta petani lainnya mengalami kerugian materi. Pasalnya untuk menanam di lahan 100 tumbak saja biaya pemupukan memakan biaya Rp 10 juta, bibit dan tenaga kerja Rp 650 ribu, serta biaya tanam Rp 200 ribu. “Biaya operasional saat ini begitu tinggi sementara nilai jual menurun,” tandasnya. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan