TEATER ALIBI Kembali Menggelar Pentas Seni Teater di Bandung

BANDUNG – Teater ALIBI kembali menggelar pementasan teater di Gedung Rumentang Siang Bandung pada Sabtu, (23/11) kemarin.

Pementasan teater ini merupakan salah satu bentuk apresisasi komunitas kreatif di Bandung yang peduli terhadap isu dan masalah sosial yang kian merebak, terutama berkaitan dengan mengenai perampasan kekuasaan yang tidak adil, yang konon sering terjadi di realita sekarang ini.

Dengan seni teater ini bisa menjadi sarana untuk motivasi penyadaran yang efektif dengan kegiatan seni budaya dalam menghadapi arus modernisme, Sehingga timbullah wacana budaya yang dekat dengan tema-tema sosial lokal.

Berjudul “PERAMPOK”, pementasan teater ini yang Naskah aslinya adalah Die Ruauber/The Robbers yang ditulis oleh Johann Christoph Friedrich Von Schiller, sejarahwan, penyair dan dramawan, lahir pada tanggal 10 november 1759. Merupakan karya drama Schiller yang pertama, melalui drama ini ia mulai dikenal sebagai dramawan.

Dalam karya ini, diterapkan pandangannya tentang karya seni (sastra) yang berbeda dengan masa neo klasik yang terinspirasi Leisewitz yang dimainkan dalam Julius Of Tarent yang merupakan tonggak awal masa Strum und Drang yang menurut Peter Brooks sebagai inspirasi dan mempengaruhi perkembangan Melodrama.

Ditangan Rendra bergerak menjadi ala Proto romantic yang lalu melahirkan garis plot dan subplot yang diciptakan secara cerdas oleh Rendra dalam pusaran konflik era menjelang keruntuhan kerajaan besar Mataram, untuk menangkap konflik social manusia baik dimasa dahulu maupun dimasa depan berkaitan dengan Tahta, Harta, Wanita.

Hal ini sejalan dengan kontribusi era Strum Und Drang dimana masyarakat dipengaruhi oleh konflik individu sekaligus dicerahkan oleh pemikiran-pemikiran cerdas yang lahir secara alamiah oleh konflik-konfilk tersebut. Sebuah gerakan singkat tapi menginspirasi hingga saat ini.

Dua Plot itu tersirat dalam Sifat licik seorang adik (Raden Sudrajat) terhadap kakaknya, yang ingin menjadi Adipati Lumajang.

Lalu kakaknya (Raden Legowo), ketika diutus ke Mataram, yang difitnah dan akhirnya menjadi plot lain dalam aksinya merampok bersama pengikutnya dan bersentuhan dengan masyarakat Mataram.

Mata Elang Rendra ini sejalan dengan pengamatan Irwan Guntari WK sebagai sutradara dalam menyerap fenomena sosial Indonesia dari masa kemasa. Pergulatan Politik yang melibatkan harta, tahta dan Wanita dengan intrik dan tipu muslihat di wakilkan dalam tokoh-tokoh yang ada dalam Perampok. Sejarah kita memang penuh dengan jatuh bangunnya kekuasaan.

Tinggalkan Balasan