Sumbang Emas Saat Berduka

JAKARTA – Atlet wushu Edgar Xavier Marvelo meraih medali emas SEA Games 2019 dari nomor taolu kombinasi daoshu/gunshu.

Edgar mendapat poin tertinggi di nomor daoshu dengan 9,68 poin di World Trade Center, Manila, di hari sebelumnya, Edgar kembali mendapat poin tertinggi di nomor gunshu sehingga menutup nomor kombinasi dengan total 19,36 poin.

Raihan poin Edgar mengalahkan hasil atlet Singapura Jowen Si Wei Lim, yaitu 19,32 di peringkat dua untuk perak. Sedangkan medali perunggu diraih atlet Vietnam Xuan Hiep Tran.

Prestasi Edgar diraih di tengah suasana duka setelah ayahnya meninggal dunia dini hari tadi. Edgar menangis usai memastikan medali emas tadi. Dia berencana pulang hari ini ke tanah air, tetapi tidak bisa lantaran badai topan yang menyebabkan penerbangan ditunda.

Lagu Indonesia Raya pun dikumandangkan di arena wushu SEA Games 2019 untuk pertama kalinya setelah tiga hari pelaksanaan pertandingan nomor seni. Medali emas kedua bagi Indonesia diamankan dari nomor Taolu Duilian dimana Edgar berpasangan dengan Seraf Naro Siregar dan Harris Horatius.

Trio wushu Indonesia itu mengumpulkan 9,54 poin dari juri, mengungguli tim Brunei Darussalam yang meraih perak dengan 9,50 poin dan Filipina di peringkat tiga dengan 9,49 poin. ”Dengan penampilan keseluruhan Taolu kami cukup puas, dengan target yang selama ini dibebankan untuk emas, dan kami sudah penuhi itu,” kata pelatih kepala tim wushu Indonesia Novita di Manila, Selasa (3/12).

Namun, kemenangan bagi Indonesia hari itu diliputi kabar duka setelah ayah Edgar dikabarkan meninggal dunia pada Selasa dini hari. ”Di hari yang berat ini kami bisa memenuhi target walaupun tadi kami mendapat kabar papanya Edgar meninggal, dan itu sangat berat bagi kami. Tapi alhamdulillah Edgar betul-betul the real champion, artinya dia bisa mengatasi keadaan ini dengan baik, sehingga pada hari ini dia bisa tampil dengan baik,” kata Novita sambil menitikkan air mata.

Edgar pun tak kuasa menahan air matanya setelah merampungkan dua pertandingan hari itu. ”Kemarin di Shanghai papa pernah pesan. Waktu kejuaraan dunia kemarin papa juga masuk rumah sakit dan sempat melewati masa kritis. Di situ papa pesan, apapun yang terjadi dengan papa aku enggak boleh berhenti, wushu harus terus dilanjutkan dan harus selalu ikut pertandingan yang ada dan saya hari ini hanya menjalankan apa yang papa pesan,” kata juara dunia wushu 2019 itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan