SMAN 9 Bandung Luncurkan Buku Ontologi Puisi

BANDUNG – Dalam rangka memperingat hari literasi Internasional, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 9 Bandung meluncurkan buku ontologi puisi karya siswa dan guru. Peluncuran buku juga bertepatan dengan hari olahraga nasional, Senin (9/9) yang juga sekaligus bagian dari rangkaian kegiatan Basket Turnamen tingkat SMP Se-Jawa Barat.

Buku dengan judul ‘99 Puisi untuk Sembilan’ ini digagas oleh Barisan Literasi Oke 9 atau disingkat Balok 9 yang merupakan salah satu ekstra kurikuler di SMAN 9 Bandung. Program ini sebagai langkah untuk mewadahi kreatifitas para siswa dibidang literasi. Baik puisi, dan juga sastra lainnya.

Buku yang berisi 99 puisi karya dari alumni, siswa dan para guru itu sekaligus sebagai persiapan menyambut ulang tahun sekolah pada Oktober yang akan datang.

Ketua pembina Balok 9, Yuma Yudhayana mengungkapkan, buku Ontologi Puisi ini berisi 99 karya puisi terpilih yang sebelumnya disayembarakan dalam lomba cipta puisi.

”Ada banyak naskah puisi kiriman anak-anak, tapi kita hanya pilih 99 naskah, sebagi representasi dari SMA 9. Jadi kami membuat sayembara puisi untuk siswa, dan ternyata sangat banyak yang antusias dari kelas 10 sampai kelas 12,” ungkap Yuma, saat ditemui di SMAN 9, Jalan Suparmin No 1A Pajajaran Bandung, Selasa (10/9).

Dia menyebutkan, 99 puisi tersebut merupakan hasil karya dari 12 guru, 10 alumni dan 77 siswa yang mulai dari kelas X hingga XII.

”Ini sebagai bentuk Kolaborasi antar guru dan siswa serta alumni. Kita memutuskan untuk membuat buku, jadi kita memutuskan membuat puisi. Kenapa memilih puisi, karena puisi itu karya sastra yang menarik melalui diksinya kalau cerpen terlalu panjang,” terangnya.

Dalam upaya merangsang kreatifitas para siswa, maka pihaknya memberikan berbagai ragam tema tulisan.

”Sebenarnya tema yang diinginkan tentang almamater SMA 9, tapi ada ide-ide menarik oleh siswa yang diluar tema juga kita masukkan. Ada yang menulis tentang pelajaran, persahabatan, kantin, dan lain-lain,” ujarnya.

Dia menjelaskan, karya puisi yang dibuat pun tidak hanya berbahsa Indonesia, tetap juga ditulis dalam bahasa Inggris, Jerman, dan Sunda.

”Meski prosesnya terbilang sangat singkat, yaitu hanya satu bulan, namun para siswanya sangat antusias mengikuti sayembara,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan