Sinyal PAN Merapat ke Jokowi Menguat

JAKARTA – Masa injury time memang selalu menarik. Apalagi dalam konstelasi politik. Sebut saja, Partai Amanat Nasional (PAN) yang mulai menggelontorkan opsi untuk keluar dari koalisi pendukung pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Jika itu benar, fenomena Pilpres 2014 kembali terulang.

Sebelumnya, Presiden Jokowi bertemu dengan Ketum PAN Zulkifli Hasan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku di Istana Negara Jakarta, Rabu (24/4) malam. Tak hanya empat mata, perbincangan yang kabarnya dibalut santap malam itu juga dihadiri Ketum Partai Nasdem Surya Paloh dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Sinyal keluarnya PAN dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur makin kentara.

Disinggung adanya opsi keluarnya PAN dari koalisi ditanggapi diplomatis oleh Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan. Menurutnya, kehadiran Zulhas di Istana Negara hanya merepresentasikan sebagai negarawan, bukan dalam tupoksi sebagai ketua partai.

“Jadi itu sikap negarawan, semacam kesadaran Pak Zul datang untuk kepentingan bangsa dan negara bukan partai,” jelasnya.

Bara menegaskan, Zulhas tetap melaksanakan tugas kenegaraan meski PAN dalam pemilu mendukung Prabowo-Sandi. Bara juga menyebut, PAN masih menunggu keputusan KPU, meski dirinya juga percaya hasil hitung cepat pilpres yang dilakukan oleh lembaga survei.

“Ya, seperti Pilpres, bisa kami katakan ini nantinya juga apa yang kita lihat di berbagai hasil quick count oleh lembaga-lembaga survei ini juga akan merefleksikan hasil resmi nanti yang akan diumumkan KPU,” tuturnya.

Di sisi lain, Pria asal Tapanuli Selatan itu belum bisa memastikan langkah PAN selanjutnya, apakah akan bergabung dalam koalisi Jokowi atau tetap setia di garis oposan. Dalam pertemuan Jokowi dan Zulhas, terlihat sekali keakraban di antara mereka.

Zulhas duduk di sisi kanan, sementara Paloh di sisi kiri Jokowi. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu terlihat berbincang seperti menyampaikan sesuatu kepada Zulkifli. Sesekali wajah calon presiden petahana itu tersenyum.

Usai berbincang dengan Jokowi dan sejumlah elite politik, Ketum PAN ini mengaku membahas beberapa hal, salah satunya persoalan pemilihan umum (Pemilu) 2019. Dia mengeluhkan durasi pemilu yang begitu lama hingga delapan bulan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan