Senat Mahasiswa UIN Sikapi Polemik Indonesia

BANDUNG – Melihat berbagai polemik di Indonesia belakangan ini, posisi gerakan mahasiswa yang sempat padam selama beberapa dekade pasca gerakan reformasi (1998), mulai kembali menggejolak. Bahkan hingga ramai diperbincangkan di berbagai media massa nasional ataupun internasional.

Hal itu diungkapkan Ketua Senat Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Umar Ali Muharom, usai diskusi publik dengan tema “Menyoal Isu #ReformasiDikorupsi” di Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, baru-baru ini.

Umar mengatakan, mahasiswa sebagai agent sosial of control yang harus selalu menjadi garda depan dalam menyikapi dan mengawal berbagai persoalan kebangsaan yang terjadi tanpa melupakan proses pencerahan kepada masyarakat secara luas.

”Prinsip Bhineka Tunggal Ika yang selalu menjadi pijakan utama dalam hidup bermasyarakat di Indonesia saat ini sudah mulai terlupakan, sekte dan golongan semakin hari semakin berlomba-lomba menjatuhkan satu sama lain dengan membawa slogan atas nama rakyat untuk membuktikan siapa yang paling depan berjuang, bersinergis bersama masyakat,” kata Umar.

Dia menilai, bumi pertiwi saat ini dirundung berbagai problematika. Entah apapun itu alasan dan sudut pandangnya, lanjut Umar, yang jelas masyarakat sangat menderita atas problematika yang terjadi di bumi pertiwi ini.

”Mulai dari kasus kemanusiaan di Papua yang sampai saat ini belum bisa terselaikan, Karhutla, diluncurkannya RUU KUHP, RUU Minerba, RUU Pertanahan, RUU pemasyarakatan, disahkannya UU KPK, UU Pesantren, Problema Pendidikan, Kriminalisasi Petani dan Buruh, Perampasan Tanah Petani, dan masih banyak problematika yang kemudian memberikan dampak yang sangat mendalam bagi kondisi sosial, ekonomi masyarakat,” beber Umar.

Menurut dia, arus informasi yang semakin hari semakin canggih membuat posisi masyarakat terombang ambing dan konstruksi berpikir masyarakat jika pemerintah yang dipilih, saat ini semakin tidak sehat. Sehingga berdampak pada ketidak percayaan masyarakat terhadap pemerintahan Indonesia.

”Hal ini perlu disikapi dan diperhatikan lebih oleh pemerintah dan mahasiswa sebagai agent pendidikan yang selalu memberi harapan dan pencerahan bagi masyarakat agar kemudian posisi masyarakat yang sedang kebingungan ini tidak dimanfaatkan oleh kelompok golongan yang ingin menghancurkan keutuhan Indonesia dari dalam,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan