Rp 30 M Disiapkan Bagi 5 Ribu Mahasiswa Berprestasi

BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung (Pemkot) Bandung melalui Dinas Pendidikan (Disdik) menganggarkan dana sekitar Rp 30 milyar untuk beasiswa bagi mahasiswa asal Bandung yang memiliki kreativitas dan berprestasi.

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P3TK) Disdik Kota Bandung, Edy Suparjoto mengatakan, anggaran tersebut rencananya akan diberikan kepada sebanyak 5.000 mahasiswa yang sebelumnya pernah berprestasi pada kegiatan seperti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Olimpiade Sains Nasional (OSN) serta kegiatan lain yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

”Memang syarat calon penerima beasiswa yaitu pernah berprestasi. Diperkirakan masing-masing akan memperoleh Rp 6 juta untuk biaya pendidikannya,” kata Edy di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Selasa (17/9).

Menurutnya, saat ini pihaknya tengah memproses pemberkasan calon penerima beasiswa tersebut.

”Targetnya, pada triwulan IV 2019 ini, beasiswa sudah bisa tersalurkan kepada para mahasiswa berprestasi,” ujarnya.

Selain beasiswa bagi 5.000 mahasiswa, Edy juga mengaku, telah menyiapkan anggaran yang akan diberikan kepada para guru yang belum menyelesaikan pendidikan hingga sarjana (S1).

”Kita siapkan kuota bagi 150 orang melanjutkan pendidikan hingga sarjana. Ditargetkan mereka bisa lulus di akhir 2023,” ucapnya.

Dia menjelaskan, pemberian beasiswa meneruskan pendidikan tersebut bertujuan agar para pengajar bisa mengenyam pendidikan minimal sarjana. Hal itu mengacu pada amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

”Kita (Pemerintah) berikan toleransi sampai 2023 untuk lulus manjadi sarjana. Jika lewat, maka sudah tidak berlaku menjadi guru,” jelasnya.

Sesuai data yang ada pada Disdik Kota Bandung, hingga saat ini masih terdapat sekitar 600 Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 3.000 pendidik swasta yang belum sarjana. Untuk itulah, Disdik Kota Bandung menyiapkan beasiswa.

”Sementara kita prioritaskan tenaga pendidik tingkat TK, karena yang belum sarjana itu kebanyakan di tingkat itu. Kita juga dorong yayasan bagi guru swasta untuk bergelar sarjana juga,” pungkasnya.(mg2/ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan