Revitalisasi Sekolah Salah Satu Upaya Menghadapi Revolusi Industri 4.0

BANDUNG – Revitalisasi sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi langkah terbaik dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Pengembangan program revitalisasi SMK bisa diterapkan melalui peningkatan link and match dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Hal tersebut dikemukakan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Daud Ahmad dalam seminar “Revitalisasi SMK Menjadi SMK Juara” yang berlangsung di Ballroom Hotel El Royale, Jalan Merdeka No. 2, Kota Bandung, Selasa (22/10).

Menurutnya, fenomena yang terjadi di dunia saat ini tidak semata-mata berubah, melainkan telah terjadi disrupsi. Dimana masyarakat perlahan menggeser aktivitas-aktivitas yang awalnya dilakukan di dunia nyata, beralih ke dunia maya.

”Disinilah muncul beragam pekerjaan baru yang dahulu tak pernah terbayangkan,” ujarnya.

Maka dari itu, lanjut Daud, pemerintah harus mampu menyiapkan generasi yang kompetitif, cerdas, berwawasan luas, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. Terlebih, melihat sumber daya manusia di Indonesia, khususnya Jawa Barat yang akan dipenuhi usia produktif dan generasi muda di masa depan.

”Peningkatan hard skill lebih ditekankan kepada lulusan SMK agar mereka bisa bersaing dan bekerja di dunia industri,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Riset Teknologi Tepat Guna Data Potensi Usaha, Kamar Dagang, dan Industri Indonesia (Kadin), Hadi mengatakan, revitalisasi pendidikan kejuruan di Indonesia terlebih dahulu harus melihat yang dibutuhkan oleh industri.

”Seperti, memetakan peluang jurusan apa saja yag sekiranya lebih dibutuhkan oleh industri,” ujarnya.

Hadi menyatakan, terdapat jurusan yang menjadi peluang bagi industri. Antara lain, kelautan, perikanan, teknologi, pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Mengingat, Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang tersebut.

”Oleh karena itu, SMK harus segera bersinergi agar menghasilkan siswa berkualitas, termasuk mengembangkan guru produktif dalam pembelajaran,” tambahnya.

Kepala Sub-Bagian Tata Usaha Program Revitalisasi 2020-2024 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia, Arfah Laidian Razik mengatakan, selama ini program revitalisasi SMK yang dijalankan hanya menggunaka single treatment.

Seperti, pembangunan ruang praktik siswa (RPS), pengadaan peralatan praktik atau hanya pelatihan pada beberapa guru sehingga permasalahan revitalisasi yang dihadapi di sekolah tidak tuntas/terselesaikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan