Rapat Tiga Menit

TERJADI lagi. Di Gedung Putih lagi. Rapat kabinet segera dimulai. Para menteri sudah menunggu di ruang rapat. Demikian juga Ketua DPR Nancy Pelosi. Dan ketua fraksi minoritas di DPD Chuck Schumer.

Mereka tinggal menunggu kedatangan Presiden Donald Trump. Mereka sabar menunggu sampai 15 menit. Kamis WIB kemarin.

Yang ditunggu akhirnya tiba. Dengan ekspresi yang geram. Trump tidak menyapa siapa pun yang ada di ruangan itu. Tidak seperti kebiasaan pemimpin Amerika.

Ketika memasuki suatu ru­ang rapat.

Trump tidak jadi memimpin rapat sore itu. Tidak mau. Ia hanya kurang dari tiga menit di ruang rapat itu. Hanya un­tuk mengatakan: sampai di sini saja kerjasama dengan Partai Demokrat. Tidak akan ada lagi pembicaraan. Sampai Demokrat mengakhiri pen­gusutan padanya.

Selesai.

Trump meninggalkan ruan­gan. Ngeloyor ke Rose Garden. Taman yang memisahkan Oval Office dan West Wing di dalam Gedung Putih. Di situ wartawan sudah diminta menunggu. Untuk mendapat keterangan pers dari Presiden. Rose Gar­den memang sering dipakai konferensi pers. Oleh banyak presiden. Pernah juga untuk pesta perkawinan. Ketika Presiden Richard Nixon men­gawinkan putrinya.

Sudah bisa diduga isi ket­erangan pers Trump di situ: maki-maki Demokrat. Yang ia anggap tidak mau tahu per­juangan kepentingan rakyat Amerika. Hanya bikin buang-buang waktu.

Nancy tidak menyangka terjadi lagi hal seperti itu. Pa­dahal sejak pagi dia sudah menyiapkan materi rapat itu: pembahasan anggaran infra­struktur. Yang diminta Trump. Sebesar Rp 30.000.000.000.000.000. Te­patnya 2 triliun USD. Yang belum disetujui DPR. Bahkan pagi itu Nancy sampai men­gadakan rapat tertutup di DPR. Sebagai persiapan rapat di Gedung Putih. Ternyata ma­teri itu tidak jadi dibahas. Bahkan tidak akan.

DPR, yang dikuasai De­mokrat, kini memang lagi mengusut tiga persoalan: ketidak beresan pajak Trump, kolusinya dengan Russia dan money loundering lewat Deutsche Bank.

Nancy begitu yakinnya. Pres­iden Trump tidak akan bisa lolos dari pengusutan ini. Sampai-sampai Nancy terus mengabaikan desakan inter­nalnya: agar melakukan im­peachment kepada Presiden Trump.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan