Proyek Flyover Undang Kekesalan Dewan

BANDUNG– Pembangunan jembatan layang di Jalan Jakarta-Supratman dan Jalan Laswi-Pelajar Pejuang 45 Kota Bandung mendapat sorotan DPRD Kota Bandung lantaran kemacetan yang kian semerawut.

Anggota DPRD Kota Bandung, Folmer SM Silalahi menilai, sebelum pembangunan jembatan tersebut ditender, seharusnya terlebih dahulu dilakukan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Rekayasa Lalu Lintas (Amdal Lalin). Hal ini dapat mengantisipasi terjadinya kemacetan.

“Saat konsultan perencana membuat rancang bangun jembatan layang, seharusnya dikaji dulu Amdal Lalin. Sehingga, kemacetan di kawasan sekitar terdampak pembangunan, dapat diantisipasi,” ujar Folmer, kemarin (20/9).

Politikus PDIP itu menjelaskan, kajian terhadap kemacetan arus lalu lintas pada sekitar lokasi pembangunan jembatan layang harus melalui Amdal Lalin. “Mengatasi kemacetan tidak cukup dengan rekayasa lalu lintas saja. Tetapi harus tahu pula jalan jalan alternatif yang akan dilewati,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung E M Ricky Gustiadi, tidak menyangkal, bahwa pembangunan dua jembatan layang tersebut semestinya terlebih dulu melakukan kajian lalu lintas. Hal itu diperlukan guna menerapkan strategi rekayasa lalu lintas di dua lokasi tersebut.

“Terpenting, kemacetan panjang akibat pembangunan jembatan layang tidak berdampak pada waktu pengerjaan proyek,” ucap Ricky.

Ricky menekankan, bahwa rekayasa lalu lintas baru akan diterapkan saat kajian Amdal Lalin dari Dinas Perhubungan Jawa Barat, sudah turun. Sehingga, kajian dari Dishub Jabar, dapat dijadikan contoh di tempat lain. “Pokoknya rekayasa lalu lintas akan dilakukan setelah kajian Amdal Lalin sudah ada,” terangnya.

Sebelumnya, kemacetan cukup parah terjadi sepanjang ruas Jalan Ibrahim Adjie (Kiaracondong) hingga ujung ‪Jalan Jakarta, Kota Bandung, Senin (16/9). Hal ini dampak pembangunan jembatan layang Jalan Jakarta-Jalan Supratman.

Berdasarkan pantauan, kemacetan sudah dimulai sejak Jalan Ibrahim Adjie atau tepatnya diturunan jembatan layang Kiaracondong. Penumpukan terjadi ketika kendaraan yang datang dari jembatan pelangi atau Antapani, bertemu dengan yang berasal dari arah Cicadas dan Ibrahim Adjie.

Terdampak kemacetan tersebut, para pengguna jalan pun mengeluh. Terlebih, sebelum dimulainya proyek pembangunan jembatan layang, laju kendaraan di kawasan tersebut relatif lancar. Kepadatan hanya terjadi saat waktu pergi dan pulang kantor. (mg5/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan