PLN Harus Ganti Rugi

”Saya selaku Plt Dirut PLN dan jajaran Direktur PLN memimpin langsung proses recovery dari pusat pengendali beban Sistem Jawa-Bali. Baik di Pusat maupun di Unit. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan kondisi pada hari ini, dan saat ini semua upaya dikerahkan untuk merecovery sistem Jawa-Bali secara keseluruhan, khususnya Area Jawa Barat, Banten dan DKI,” ujar Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani dari rilis yang diterima.

Pemadaman yang dialami pelanggan listrik di Jawa Barat, Jakarta dan Banten berawal dari gangguan beberapa kali pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran- Pemalang.

”PLN telah melakukan upaya-upaya maksimal dan akan melakukan evaluasi internal untuk mencegah terulangnya kejadian hari ini,” tandas Inten.

Pengamat Energi Fabby Tumiwa menuturkan, insiden mati listrik di Jakarta dan Jawa Barat merupakan yang terparah sejak tahun 2005.

Dia menceritakan, waktu itu, terjadi mati listrik di sekitar wilayah Jawa dan Bali. Penyebabnya ialah gangguan di transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Jawa-Bali.

”Di daerah Jakarta dan Banten, listrik mati total selama tiga jam, namun perbaikan keseluruhan memakan waktu hingga 24 jam,” kata dia.

Fabby menjelaskan, gangguan seperti ini merupakan risiko dari sistem interkoneksi yang digunakan PLN. Sebab, jalur transmisi itu seperti jalan tol, yang bertugas mengangkut listrik. Sehingga, aliran daya dari timur ke barat mengalami gangguan juga,” tuturnya.

”Karena ada gangguan, secara otomatis pembangkit-pembangkit itu mengalami trip. Sehingga pasokan daya berkurang,” cetus dia.

Fabby memperkirakan, gangguan seperti ini tidak bisa diselesaikan dengan cepat. Sebab, selain PLN harus membenahi atau memperbaiki jaringan transmisi yang rusak, mereka juga harus secara bertahap menyalakan pembangkit-pembangkit yang trip itu.

Direktur eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) itu juga menegaskan bahwa mati listrik pada Minggu siang bukan disebabkan kurangnya pasokan listrik, melainkan gangguan pada sistem. ”Untuk saat ini kapasitas pembangkit Jawa-Bali itu sangat cukup,” ujarnya. (bbs/yan/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan