PLN Harus Ganti Rugi

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menilai padamnya listrik yang berlangsung rata-rata enam jam diprediksi akan menyebabkan beban operasional ritel bertambah. Salah satunya pada mal yang ada di kawasan Jabodetabek.

Ketua Umum APPBI Stefanus Ridwan mengatakan, meningkatnya biaya operasional terutama akibat dari penggunaan genset untuk mem-back up pasokan listrik di mal atau pusat perbelanjaan selama listrik dari PLN belum menyala.

”Mungkin secara teknis ada kerugian kecil tapi saya enggak bisa hitung persisnya. Yang pasti, beban operasional bertambah karena pakai genset itu enggak murah,” ujar Ridwan di Jakarta, Minggu (4/8).

Menurut dia, dengan pemadaman listrik ini membuat transaksi belanja pun terhambat karena hanya bisa menggunakan pembayaran tunai.

”Kan semuanya mati. Listrik mati, sinyal susah, pembayaran pakai debit juga susah, jadi pakai tunai. Tapi, ini akan bisa membalikkan keuntungan dari beban operasional,” jelasnya.

Dia menambahkan, saat ini operasional mal sudah sangat baik dalam mengantisipasi lonjakan konsumen yang berbelanja. Meskipun ada beberapa hambatan yakni mengenai kualitas kenyamanan mal.

”Mungkin beban dibatasi ya karena kan pakai genset jadi semuanya enggak bisa aktif sepenuhnya. Jadi, masih ada hambatan,” tandas Ridwan.

Meski demikian, mati lampu pada Minggu siang (4/8) sejak pukul 12.00 WIB akhirnya berangsur nyala menjelang Maghrib di beberapa lokasi dan perlahan diikuti daerah lainnya. Recovery pemadaman listrik secara bertahap menyala lagi setelah PLN mengalirkan tegangan listrik ke Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Balaraja pada pukul 17.30 WIB.

Untuk selanjutnya menuju ke PLTU Suralaya agar dapat beroperasi secara bertahap mencapai kapasitas 2800 MW. PLN memfokuskan kiriman pasokan ke PLTGU Muara Karang dan PLTGU Priok agar sistem DKI Jakarta segera pulih yang diprediksi bertahap hingga 3 jam untuk pulih secara keseluruhan.

Sebelumnya PLN telah mengoperasikan PLTA Saguling dan PLTA Cirata yang berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan sekaligus untuk mengirimkan pasokan listrik dari Timur ke Barat menuju PLTU Suralaya. Melalui GITET Cibinong, Depok, Gandul, Lengkong, Balaraja dan Suralaya.

Dengan masuknya GITET Balaraja yang akan menuju ke PLTU Suralaya diperkirakan akan beroperasi secara bertahap hingga 6 jam ke depan untuk penormalan seluruh sistem Jawa Barat dan Banten.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan