Persebaya Surabaya Tumbang Ditangan Mantan Pelatih

JAKARTA – Pelatih Barito Putera Djadjang Nurdjaman mengaku senang usai anak asuhnya menumbangkan Persebaya 1-0 pada laga lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Demang Lehman, pada Sabtu (28/9). Pelatih yang akrab disapa Djanur itu mengatakan kemenangan itu kini memotivasi pemainnya untuk keluar dari zona merah.

”Ini menjadi modal buat kami menatap laga selanjutnya dan kami masih berjuang di zona merah,” ujar Djanur seperti dikutip situs resmi klub, Minggu (29/9).

Barito Putera tercecer pada posisi 17 klasemen sementara Liga 1 2019 dengan mengumpulkan 19 poin dari 21 penampilan yang telah dijalani. Dari lima pertandingan terakhir, Laskar Antarasari mencatatkan hasil dua kemenangan, dua kalah, dan satu hasil imbang.

Barito juga menjadi tim dengan jumlah kebobolan paling banyak kedua setelah Perseru Badak Lampung FC dengan selisih minus 13 gol dari 27 memasukan dan 40 kemasukan.

Meski berada satu strip di bawah juru kunci, Semen Padang, Djanur optimistis mereka bisa keluar dari jurang degradasi. Apalagi dengan penghuni ke-13 klasemen sementara, PSIS Semarang, terpaut dua poin.

”Hasil melawan Persebaya menunjukkan bahwa masih ada harapan, masih ada yang bisa diperjuangkan agar kami bisa bertahan di Liga 1 musim ini,” kata dia.

Pelatih asal Majalengka itu memang acapkali membuat tim yang pernah dibesutkan tertunduk malu saat bersua dirinya. Seperti saat masih membesut Persebaya, tiga kali bertemu Persib Bandung, tiga kali pula Persebaya dibawanya mengalahkan tim yang pernah dilatihnya. Bahkan, tiga kemenangan tersebut selalu dengan skor yang begitu besar. Menang 4-1, 3-2, dan 4-0.

”Tapi, di luar anekdot itu, dari sisi teknis sebenarnya saya masih hafal betul dengan permainan mereka. Tadi kami coba meredamnya dan ternyata kami berhasil, meski kami juga dinaungi keberuntungan. Sebab, Persebaya sebenarnya memiliki banyak peluang. Kami benar-benar beruntung bisa meraih tiga poin ini,” ujar Djanur.

Meski bermain di kandang lawan, Persebaya sebenarnya lebih mendominasi jalannya pertandingan. Tim asal Kota Pahlawan itulah yang mengontrol jalannya laga sejak menit awal. Bahkan, Persebaya menciptakan jauh lebih banyak peluang dibanding Barito. Tercatat ada empat peluang emas yang seharusnya menjadi gol bagi Persebaya. Tiga kali di babak pertama. Satu kesempatan dimiliki David Da Silva dan dua peluang menghampiri Diogo Campos. Di babak kedua, David Da Silva kembali lagi mendapatkan kesempatan emas tersebut. Tapi, semuanya terbuang percuma.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan