Pengkhianatan Konglomerat (2)

SETELAH lari Guo begitu sering melakukan pertemuan dengan Bannon. Membicarakan bagaimana me­numbangkan pemerintah Tiongkok di bawah Xi Jinping. Bagaimana mengakhiri komunisme di negeri itu. Bagaimana Tiongkok tidak jadi ancaman bagi Amerika.

Guo juga menjadi anggota Mar-A-Lago. Sebuah istana mewah milik pribadi Presiden Trump. Di Florida. Yang ada lapangan golfnya. Yang tidak mudah untuk bisa menjadi member-nya.

Mar-A-Lago adalah ‘Gedung Putih’ di musim dingin. Ketika Gedung Putih di Washington bersalju Trump sering tinggal di Mar-A-Lago.

Begitu banyak orang bermimpi bisa ke Mar-A-Lago. Alangkah bangganya kalau sekedar bisa berfoto di sana.

Di Tiongkok ada yang menawarkan tur ke Mar-A-Lago. Tentu tidak bisa masuk. Melihat dari jauh saja. Lumayan. Dari pada hanya melihat fotonya.

Ada juga yang bikin penipuan. Menjanjikan bisa membawa orang ke dalam Mar-A-Lago. Asal membayar nilai tertentu.

Tiga bulan lalu itu terjadi beneran. Seorang wanita dari Tiongkok tiba-tiba saja sudah berada di dalam Mar-A-Lago. Berfoto-foto di situ. Paspampres yang di depan kecolongan. Tapi yang di dalam menaruh kecurigaan. Wanita itu ditangkap. Membaca banyak HP.

Awalnya dicurigai sebagai mata-mata. Tapi wanita itu berlagak blo-on. Mengaku sudah bayar mahal untuk kedatangannya itu.

Kamar hotelnya digeledah. Tidak jauh dari Mar-A-Lago. Ditemukan uang 8.000 dolar. Dan beberapa peralatan elektronik.

Wanita itu kini sedang diadili. Tidak mau pakai pengacara. Juga tidak mau diberi pengacara gratis. Bahasa Inggrisnya bagus tapi sering mengaku tidak paham atas pertanya­an jaksa.

Guo menggunakan satu ko­por kebenciannya lagi untuk Caixin. Di New York Guo men­dirikan perusahaan media. Namanya: Guo Media.

Lengkap: ada twitter, you tube, website, video dan se­gala macam online. Hanya media cetak yang tidak di­buat.

Di Guo Media banyak di­muat foto-foto Guo dengan Steve Bannon. Menunjukkan betapa erat hubungan dua orang itu.

Semua disediakan dalam dua bahasa; Inggris dan Mandarin. Tapi isinya tidak menarik. Ha­nya tumpahan kebencian. Kepada musuh-musuh pribadi­nya. Tidak sebanding dengan Caixin. Yang membawa misi kepentingan umum.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan