Penanganan ODGJ dan Anjal Masih Sulit

NGAMPRAH– Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat saat ini masih kesulitan mela­kukan penanganan terhadap orang dengan gangguan jiwa yang berkeliaran. Sebab, un­tuk merehabilitasi ODGJ, dibutuhkan persetujuan dari pihak keluarga.

”Banyak keluarga yang tidak mau karena alasan malu. Jadi akhirnya kerabat mereka yang ODGJ itu liar,” kata Ke­pala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat Sumarman, Kamis (9/5/2019).

Saat ini, jumlah ODGJ yang tercatat di Dinas Sosial KBB yaitu 974 orang. Mereka di­ketahui berdasarkan laporan dari petugas sosial masyara­kat di desa ataupun tenaga kerja sosial kecamatan. Dari jumlah itu, 137 di antaranya kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat di Kecamatan Ci­sarua.

Menurut Sumarman, penanganan ODGJ pertama kali dilakukan berdasarkan persetujuan pihak keluarga. Lalu, ODGJ tersebut diperik­sa di puskesmas setempat untuk kemudian dirujuk ke RSJ melalui Dinas Sosial.

”Sejak memasuki bulan puasa ini, sudah ada 3 orang yang kami rekomendasikan ke RSJ, terakhir dari Batujajar,” kata Sumarman.

Dia mengungkapkan, peran keluarga sangat dibutuhkan untuk pemulihan ODGJ. Sebab tanpa perhatian mereka, pen­derita ODGJ hanya akan men­galami ketergantungan ter­hadap obat-obatan dan sulit disembuhkan.

Selain itu, keluarga juga berperan penting agar ODGJ tidak terus menerus dirawat di rumah sakit jiwa. ”Penanga­nan oleh petugas di Dinas Sosial pun terbatas, sehingga sebetulnya perawatan oleh keluargalah yang terbaik,” tuturnya.

Dia menambahkan, ODGJ merupakan salah satu penyan­dang masalah kesejahteraan sosial yang ditangani Dinsos. Selain itu, Dinsos juga me­nangani PMKS lainnya, se­perti penderita tunadaksa, tunanetra, tunagrahita, tuna­wicara, dan ekspsikotik, serta anak jalanan dan gelan­dangan.

Terkait dengan jumlah anak jalanan dan gelan­dangan memasuki Ramadan ini, menurut Sumarman, jumlahnya cenderung menurun. ”Biasanya jum­lahnya akan meningkat mendekati Lebaran. Itu memang terjadi di mana-mana,” katanya.

Dia mengungkapkan, penanganan anak jalanan dan gelandangan pun sulit dila­kukan. Soalnya, mereka kerap kembali ke jalan meski telah mendapatkan pembinaan dari pemerintah daerah. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan