Pemkot Siap Bantu Legalitas Usaha Para Kaum Difabel

BANDUNG– Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan terus mendorong kaum difabel man­diri. Oleh karenanya, Pemkot Bandung akan membantu lega­litas usaha para kaum difabel.

Terlebih, saat ini Kota Bandung telah memiliki Komu­nitas Enterpreneur Disabilitas Netra (EDN). Komunitas ini mendorong para kaum disa­bilitas untuk lebih memacu lagi semangat dalam hidup dalam wirausaha.

“Pemkot Bandung berusaha mendorong, dengan mem­bantu soal legalitas dulu. Ka­lau punya legalitas, nantinya bisa ditingkatkan pelatihan supaya mereka juga bisa se­makin paham soal pemasaran dan sebagainya,” kata Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat menerima au­diensi Enterpreneur Disabili­tas Netra (EDN), di Balai Kota Bandung, Senin (6/5/2019).

“Mereka punya semangat mengubah paradigma dari tunanetra biasa berkembang menjadi start-up, yaitu mengembangkan bisnis on­line,” lanjutnya.

Menurutnya, pelatihan atau­pun magang menjadi hal yang utama untuk mengemban potensi difabel dalam men­jalankan wirausaha.

“Pelatihan juga telah kita gelar. Dinsosnangkis (Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan) mengadakan pelatihan bagi disabilitas. Juga Disnaker (Dinas Tenaga Kerja) mengadakan pelatihan,” ujarnya.

Yana mengatakan, Pemkot Bandung memfasilitasi difa­bel dengan infrasturktur yang ramah. Ia mencontohkan seperti trotoar yang ramah untuk disabilitas.

Sementara itu, Ketua Komu­nitas Enterpreneur Disabilitas Netra (EDN), Hadi Hidayat,26, menyampaikan, kegiatan usaha tersebut fokus trans­aksi online.

”Kita fasilitasi rekan-rekan tunanetra, dengan fokus ter­hadap jual beli online,” tutur­nya.

Komunitas yang baru lahir satu bulan itu, sudah memi­liki anggota sekitar 100 orang yang mencangkup seluruh Indonesia.

Menurut Hadi, lahirnya komunitas itu terbentuk karena lapangan pekerjaan yang minim bagi para disa­bilitas. Maka dari itu, ia pun berani untuk menggagas dan merangkul kaum disa­bilitas agar lebih mandiri dalam usaha.

“Awalnya terbentuk itu ka­rena saya melihat bahwa la­pangan pekerjaan untuk disabilitas cukup minim, bukan tidak ada. Maka kami buat komunitas yang fokus untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa tunanetra bisa bekerja asalkan memi­liki akses yang baik,” kata Hadi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan