Pemkot Berkomitmen Benahi GBLA

BANDUNG– Pemkot Bandung berkeinginan kuat agar Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) tetap dapat digunakan dengan baik dan aman. Berbagai upaya sudah dan akan dilakukan untuk memastikannya.

Dalam waktu dekat Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berencana memeriksa langsung ke lokasi. Peninjauan akan melibatkan Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas Penataan Ruang, Dinas Pekerjaan Umum, termasuk dari kepolisian.

Hal tersebut sebagai tindak lanjut temuan secara visual adanya keretakan dan penurunan struktur tanah di Stadion GBLA. Temuan itu menjadi dasar kepolisian tidak merekomendasikan pertandingan Persib Bandung melawan Persiwa Wamena beberapa waktu lalu.

“(GBLA) Insya Allah aman (digunakan), tapi saya ingin punya keyakinan. Makanya saya akan meninjau, melihat kalau memang ternyata ada celah-celah secara kasat mata terlihat seperti retak,” tutur Yana usai menerima Direktur SDM dan Legal Adhi Karya di ruang rapat Wakil Wali Kota, di Balai Kota, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Rabu (13/2).

Dari hasil tinjauan itu akan terlihat keretakan atau penurunan yang terjadi di GBLA. Kemudian para ahli yang kompeten dan independen akan mengkajinya.

Berdasarkan laporan sementara, Adhi Karya memprediksi, perbaikan berlangsung sekitar 1,5 bulan atau paling lambat 2 bulan. Artinya sejauh ini tidak ada kerusakan yang signifikan.

“Oleh karena itu, kepada para bobotoh mohon sabar. Pemkot Bandung berkeinginan GBLA bisa digunakan dengan aman dan baik sebagaimana mestinya stadion sepak bola,” tutur Yana.

Pada kesempatan yang sama, Direktur SDM dan Legal PT Adhi Karya, Agus Karianto mengemukakan, berdasarkan pengalamannya, penurunan tanah sangat mungkin terjadi. Pasalnya, pembangunannya menyesuaikan dengan karakter tanah yang menjadi lokasi stadion GBLA.

“Itu kan ada pekerjaan yang menggunakan fondasi dalam dan ada yang tidak. Selasar dan tempat parkir itu tidak menggunakan pondasi dalam, hanya timbunan tanah,” terangnya.

Lebih lanjut dia memprediksi, dalam jangka waktu 15 tahun ke depan penurunan tanah masih akan terus berlangsung. Hal itu karena proses pemadatan alami tanah yang ditimbunkan.

“Semua sudah dibangun sesuai prosedur. Bahkan di enam bulan awal setelah penimbunan itu ada penurunan hingga 120 cm. Memang secara teknis sudah didesain seperti itu,” tutur Agus.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan