Pariwisata Jadi Lokomotif Masa Depan Jawa Barat 

Dia mengatakan, sektor pariwisata adalah sektor yang melibatkan semua stakeholder. Bagaimana sumber daya digunakan, produk diciptakan, pelanggan dipuaskan, dan investasi untuk meningkatkan kepuasan dan kebahagiaan masyarakat. Sehingga akan menimbulkan multiplier effect.

“Makanya pembangunan infrastruktur baru seperti destinasi, pusat budaya, creative center dan lainnya di Jabar adalah langkah yang tepat, ” imbuhnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS), perekonomian Provinsi Jabar mengalami pertumbuhan dari triwulan I sebesar 5,43 persen ke triwulan II 5,68 persen. Salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan penyediaan akomodasi dan makan minum terhadap PDRB Jabar. Yang jika dirata-ratakan, menurut data BPS Jabar 2019, mencapai 9,5 persen.

Menurut Ferry, data tersebut ditunjang oleh penyelenggaraan event pariwisata. Dalam industri pariwisata, kata dia, event memiliki daya tarik yang tinggi. Dia pun mencontohkan penyelenggaran West Java Festival (WJF) 2019 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar.

“Menurut data Disparbud Jabar, penyelenggaraan event selama tiga hari tersebut menyedot jumlah pengunjung hingga 79 ribu. Jika setiap orang rata-rata mengeluarkan uang sebesar Rp 200 ribu, maka perputaran uang atau spending money-nya bisa mencapai Rp 15 milar,” kata Dosen Ekonomi tersebut.

Maka itu, penyelenggaraan event-event besar di Gedung Sate dapat mendongkrak kepariwisataan Jabar. Sebab, dalam kurun satu bulan, Gedung Sate bisa menggelar 2-3 event bertaraf nasional maupun internasional. Berangkat dari situ, renovasi halaman dan taman Gedung Sate –yang merupakan area publik—sudah semestinya dilakukan.

Ambil contoh pembangunan Museum Gedung Sate. Sejak diresmikan, jumlah kunjungannya sudah mencapai 200 ribu orang. Dengan kembali berbenah, jumlah kunjungan Gedung Sate dan event yang digelar terus mengalami peningkatan.

Selain event, Pemerintah Provinsi Jawa Barat fokus dalam meningkatkan kualitas destinasi wisata, ekonomi kreatif, dan promosi berbasis digital dan industri pariwisata. Pembangunan dan perbaikan infrastruktur menuju destinasi pariwisata ke daerah-daerah di Jawa Barat terus dilakukan. Salah satunya di Kabupaten Majalengka yang mendapatkan bantuan pembangunan akses jalan ke destinasi Panyaweuyan dan Desa wisata Bantaragung serta pembangunan alun-alun.

“Kami di daerah berterima kasih atas perhatian Provinsi Jawa Barat, ini adalah bentuk sinergi antara pemerintah dengan program-program yang saling mendukung’’ kata Gatot Sulaeman Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Majalengka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan