Mendag Harus Bisa Realisasikan Ekspor Buah-buahan ke Tiongkok

JAKARTA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam kunjungan kerjanya ke Tiongkok harus membawa manfaat dengan membuka kran Ekspor Buah-buahan untuk para petani di Indonesia.

Ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal menilai, produk hortikultura merupakan salah satu produk unggulan Indonesia. Sebab, memiliki besar. Untuk itu, lobi Mendag ke Tiongkok diharapkan.membawa angin segar dengan meningkatkan kuota impor buah-buahan.

“Kita memiliki kuota impor manggis, dan buah lainnya ini juga sudah saingi Vietnam dan Thailand,”kata dia kepada wartawan di Jakarta (25/7).

Fithra menuturkan, Indonesia memiliki keunggulan terutama di produk makanan minuman, tembakau, tekstil, dan juga produk-produk pertanian dan perkebunan. Hal ini tentunya menjadi peluang baik jika bisa dinegosiasikan langsung.

Dia menilai, sebetulnya potensi ekspor ke Tiongkok, tercermin dari membaiknya ekspor manggis ke negara tersebut. Bahkan, ekspor manggis dapat membaik seperti sebelum Negeri Tirai Bambu itu membatasi impor manggis dari Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan serangkaian langkah lobi ke China. Langkah ini diambil untuk mendongkrak ekspor dan menjadi pendongkrak neraca perdagangan Indonesia-Tiongkok.

Enggar mengharapkan, dari lobi yang dilakukan, Indonesia bisa meraih setidaknya US$1 miliar per tahunnya dari ekspor sarang burung walet. Yang diprioritaskan oleh Menteri Enggar adalah komoditas yang tidak diproduksi Tiongkok.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor manggis ke Tiongkok pada 2018 tercatat sebesar 38,83 ribu ton, tumbuh hingga 324% dibandingkan ekspor pada 2017 yang hanya mencapai 9,16 ribu ton.

Nilai ekspor manggis pada 2018 pun tercatat sebesar Rp474 miliar atau tumbuh 778% dari nilai ekspor pada 2017 yang sebesar Rp54 miliar.

Ekspor manggis ke negeri tirai bambu pernah mencapai US$ 36 juta pada 2012. Namun, angkanya turun drastis menjadi US$96 ribu di 2013, menyusul larangan impor manggis dari Indonesia yang diberlakukan negara tersebut.

Sementara itu, pengamat ekonom dari Indef, Rusli Abdullah, menyebutkan kekayaan alam berupa buah-buahan yang beraneka ragam menjadi kekuatan Indonesia.
Hal ini menciptakan peluang bagi Indonesia untuk mengekspor buah-buah tropis ke negara empat musim, salah satunya Tiongkok.

“Tiongkok itu empat musim, Indonesia dua musim, punya buah-buah tropis yang kalau dijual ke China laku banget. Karena orang-orang empat musim sangat suka buah-buahan tropis mereka stok untuk musim dingin, sangat luar biasa permintaannya,” kata Pengamat Ekonomi dari Indef Rusli Abdullah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan