Melawan Disrupsi, Korporasi Bisnis

ERA teknologi digital men­ghadirkan disrupsi pada seluruh sektor bisnis. Dis­rupsi menjadi masa depan bagi pelaku bisnis yang tengah euphoria dengan perubahan pola konvensional menjadi digital. Namun sebaliknya, bagi pelaku bisnis yang nya­man dengan pola bisnis kon­vensional, disrupsi merupa­kan momok dan awal kepu­nahan.

Bagi Pos Indonesia disrup­si merupakan masa depan yang harus diraih. Beberapa cara dilakukan PT Pos mela­lui menejemen dengan me­nerapkan strategi baru. Bah­kan, PT Pos Indonesia berani merombak seluruh dapur bisnisnya dengan menyesu­aikan seluruh aspek-aspek strategis. Dengan kata lain PT Pos Indonesia harus melihat yang menjadi kebutuhan ma­syarakat di era milenial saat ini.

BERIKAN PELAYANAN: Petugas Kantor Pos sedang melayani konsumen yang akan mengirim paket.

Dalam Kamus Besar Ba­hasa Indonesia (KBBI) kata “disrupsi” memiliki arti ‘ter­cabut dari akarnya’ Namun. Jika dikaitkan dengan kon­disi saat ini, disrupsi bisa disebut gangguan yang menga­kibatkan bisnis tidak berjalan dengan baik.

Ganguan itu, berupa kom­petitor baru yang cenderung lekat dengan pelayanan ber­basis teknologi. Sehingga, pemain bisnis lama harus memikirkan ulang strategi berhadapan dengan era baru saat ini.

Disrupsi tersebut hadir ka­rena adanya kebiasaan-kebi­asaan yang dianggap tidak efisien (inefisiensi). Kondisi ini harus akan menghilang dengan hadirnya teknologi digital. Sehingga perubahan paradigma bisnis dari pola konvensional menjadi pola digital bertumpu pada tekno­logi menjadi driver pertum­buhan bagi mereka para pelaku bisnis saat ini.

Perubahan inilah yang yang ditangkap oleh Pos Indonesia yang mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap beberapa produk Pos Indonesia “out of date” karena tidak lagi relevan dengan perkembangan zaman.

Perubahan landscape bisnis tersebut sudah menjadi issue yang selalu hangat untuk di­bahas oleh manajemen be­berapa tahun terakhir. PT Pos Indonesia tidak diam apalagi terpesona menyaksikan kom­petitor tengah lahap meny­antap pasar.

Namun, korporasi pelat me­rah ini bergerak cepat me­nyiapkan berbagai langkah dan strategi untuk merele­vankan seluruh aspek bisnis sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan