Masyarakat Anti Sirkus Hewan Indonesia Minta Pentas Hewan Dihentikan

CIMAHI – Masyrakat Anti Sirkus Hewan Indonesia melakukan aksi demo dengan membentangkan spanduk ‘Stop!!! Pelecehan Kepada Beruang Bimo’ dan Band Animal Circuces, di depan lokasi Arena Sirkus di Lapangan Parkir Cimahi Mall, Jalan Gandawijaya Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi, Kamis (14/2).

Aksi tersebut dilakukan setelah beredar video berdurasi 25 detik. Dalam video tersebut tampak seorang pawang yang karena ingin membuat tertawa penonton dia harus memegang kemaluan seekor beruang madu Sumatra bernama Bimo tersebut. Para aktivis tersebut menganggap apa yang dilakukan pawang didalam video sudah termasuk pelecehan seksual terhadap binatang.

Koordinator aksi, Marison Guciano mengatakan, setelah melihat video dan menyaksikan langsung pertunjukan sirkus, maka pihaknya menemukan fakta beruang madu ini mengalami pelecehan seksual. Sebab, alat kelamin ’Bimo’ dipermainkan setiap hari.

”Hanya untuk membuat pengunjung tertawa mereka tega melakukan itu. Jelas-jelas ini sudah satu pelanggaran dan pelecehan seksual hak-hak asasi hewan,” kata Marison.

Menurutnya, apa yang dilakukan pengelola sirkus sudah melanggar Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 92 Tahun 2018.

”Beruang ini adalah satwa langka, jumlahnya sangat sedikt. Satwa ini (beruang) juga dilindungi oleh undang-undang Nomor 5 Tahun 2010,” ujarnya.

Tidak sampai disitu, lanjutnya, ada pula peraturan menteri kehutanan yang mengatakan bahwa lembaga konservasi itu harus menjamin hewan-hewan ini berprilaku secara halus. Dan atas hal itu, maka pihaknya meminta pihak pengelola sirkus agar menghentikan pertunjukan sirkus itu.

”Kita minta agar pelecehan terhadap beruang bimo dihentikan dan sirkus di Cimahi segera ditutup,” tandasnya.

Sementara itu, koordinator sirkus, Romi mengaku akan menampung setiap aspirasi dan masukan sebagai bahan evaluasi untuk penyelenggaraan pertunjukan ke depan. Ia mengkliam, semua pertunjukan ini sudah melengkapi berbagai proses izin.

”Jadi kita mengikuti pedoman terutama untuk kesejahtraan satwanya itu yang perlu kita perhatikan,” ucap Romi.

Sementara itu, saat disinggung terakait adanya dugaan pelecehan terhadap hewan, Romi membantah hal tersebut, menurutnya aksi itu hanya spontanitas dilakukan, tidak dengan sengaja dilakukan untuk memegang kemaluan.

Tinggalkan Balasan