Masih Utuh dan Orisinil Sejak Pertama Dibangun

Jembatan Cisauk menjadi salah satu jembatan peninggalan Belanda satu-satunya di pinggiran Tangerang. Kondisinya yang lapuk membuat getaran hebat. Setiap hari ribuan pengendara bak beradu nyali saat melintas di sana.

KHANIF LUTFI TANGERANG

Rona wajah Anjar, 41, memerah saat melintas jembatan tua di atas bantaran Sungai Cisadane, Jalan Raya Serpong Lapan, Desa Sampora, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten. Dia harus cekatan mengontrol setir kemudi truk pasirnya untuk melewati jembatan tersebut. Badan jembatan terlalu sempit bagi truk tronton miliknya.

Drrrrrtttttt……..suara getaran menjalar hingga ke ujung tuas kopling yang diinjaknya. Getaran hebat membuat tubuhnya ikut meloncat. Anjar sudah tidak kaget lagi dengan fenomena tersebut. Namun yang dia takutkan adalah rusuk jembatan yang muncul di sisi jembatan tersebut. Sudah dua kali ban luar truk yang dikemudikanya robek tersangkut besi jembatan.

”Sudah dua kali saya ganti ban luar mas, ada yang robek dalam. Untung nggak kesenggol ban dalamnya,” terangnya kepada Fajar Indonesia Network, Senin (28/1).

Jembatan tua tersebut berdiri tepat di atas bantaran Sungai Cisadane. Tak ada nama khusus bagi jembatan yang setiap hari dilintasi warga Tangerang dan Bogor menuju Jakarta dan sekitarnya. Rangkaian besinya pun masih orisinil dan berkarat. Jembatan ini adalah satu-satunya jembatan peninggalan Pemerintah Kolonial Belanda yang masih utuh di Kota Tangsel.

Dari informasi yang didapat, jembatan ini dibangun sekitar 1942. Jembatan ini dibangun dengan peluh dan keringat rakyat Indonesia melalui kerja paksa yang digalakkan Pemerintah Belanda kala itu.

Kala itu juga, transportasi militer Belanda seperti tank dan truk juga kerap melintas di Jembatan. Biasanya, alat berat tersebut melintas di jembatan itu pada sore hari. Usai proklamasi, jembatan ini pernah dibom oleh laskar rakyat saat agresi militer sekutu dan Belanda sekira tahun 1946. Aksi sabotase itu dilakukan untuk memutus logistik persenjataan dari Jakarta menuju Bogor.

Jembatan dengan panjang 100 meter dan lebar 3,5 meter itu memiliki kerangka berbahan baku besi. Kondisinya sangat memprihatinkan. Sudah banyak yang berkarat. Bahkan, salah satu tiang penyangga di bagian bawahnya sebagian sudah ambrol.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan