Masih Banyak Sarjana Menganggur

TANGERANG – Saat ini di Indonesia ada sebanyak 4.710 Perguruan Tinggi dan 3.254 diantaranya berada di bawah naungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Namun dengan banyaknya perguruan tinggi tersebut banyak pula sarjana lulusannya yang masih belum mendapatkan kerja alias menganggur.

Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Kemenristek Dikti, Totok Prasetyo mengungkapkan, ada beberapa faktor penyebab masih tingginya angka pengangguran bagi para sarjana tersebut, salah satunya adalah minimnya pemberdayaan tentang dunia kerja saat masih duduk di bangku kuliah. Sehingga lulusan kampus negeri maupun swasta yang ada tak sesuai dengan apa yang dibutuhkan pasar.

”Tujuan dari proses pendidikan tinggi seperti itu ya, menyiapkan betul-betul lulusannya agar siap bekerja, jangan sampai nanti job marketnya nggak dapet. Jadi tidak malah mencetak pengangguran intelektual,” ujar Totok, usai menghadiri dan meresmikan kantor Program Cooperative Education di Universitas Prasetiya Mulya, Tangerang, baru-baru ini.

Untuk itu, lanjut Totok, sejak dari awal seluruh perguruan tinggi yang ada harus mulai menerapkan program untuk memberikan bekal dengan pembelajaran berdasarkan pengalaman. Program itu berbeda dengan magang pada umumnya, karena pada level tertentu magang tersebut sama persis ketika seseorang tengah bekerja di suatu perusahaan.

”Saat ini kita sudah menugaskan sembilan Perguruan Tinggi untuk melaksakan program ini, termasuk Prasetia Mulya, UI, ITS, Universitas Surya, negeri dan swasta,” terangnya.

Dijelaskannya,  sembilan perguruan tinggi itu dijadikan pilot project yang di kemudian hari bisa saja diperluas ke berbagai kampus lainnya. Dia mencontohkan program Co-Operative Education yang kini diterapkan di Universitas Prasetia Mulya.

”Program ini, kita sangat mendukung. Sekarang di perguruan tinggi sudah diawali di Prasetia Mulya. Betul-betul program untuk memberikan bekal mahasiswa kita. Program ini sudah dilakukan di Universitas Waterloo (Kanda), sudah 60 tahun lebih, mereka sudah pengalaman melaksanakan ini,” jelasnya.

Program Studi (PS) Matematika Bisnis Universitas Prasetiya Mulya bekerja sama dengan Risk Management, Economic Sustainability, and Actuarial Science Development in Indonesia (READI) mengadakan Program Co-Op yang berkolaborasi dengan Kemenristek Dikti.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan