Lulu dan Nana

DOKTOR peneliti ini dipecat dari universitasnya. Yang ia teliti memang super sensitif. Dan pertama di dunia: mengedit gen calon manusia. Tujuannya baik: agar saat dilahirkan bayi manusia itu sehat. Tidak membawa warisan penyakit apa pun. Benih-benih penyakit dipotong. Yang ada di gen calon bayi itu. Gennya diedit. Dibuang yang jelek. Dipilih yang baik-baik saja. Baru dijadikan bayi.

Dari uji coba ini akan lahir generasi unggul: sehat, pintar, panjang umur. Saya terus mengikuti perkembangan uji coba itu. Sebagai orang yang sudah lebih 8 kali melakukan stem cell saya sangat tertarik padanya.  Apalagi tahap uji coba ini sudah amat jauh. Bahkan bayinya sudah lahir. Kembar.

Karena itu sang peneliti sudah berani mengumumkan hasilnya. Heboh. Pro-kontra mendunia. Peneliti itu menjadi sangat terkenal. Namanya: Hu Jian Kui. Umur 34 tahun. Universitasnya: Southern University of Science and Technology. Di kota Shenzhen. Tidak jauh dari perbatasan Hongkong.

Kalau Anda naik mobil dari Hongkong ke Shenzhen akan lewat dekat universitas ini. Hu Jian Kui lahir di Xinhua, Hunan. Menjadi sarjana di universitas tersebut. Di bidang fisika biologi. Lalu meraih gelar doktor (PhD) di Texas, Amerika Serikat. Di sebuah universitas riset di Houston. Di bawah asuhan Profesor Michael W. Deem.

Nama kampusnya: Rice University. Tapi tidak ada hubungannya dengan pengembangan padi. Atau beras. Itu nama belakang pengusaha besar real estate. Yang meninggal bersama cita-citanya: menyerahkan seluruh hartanya untuk mendirikan universitas riset.

Tapi, Rice meninggal terlalu cepat. Tanpa istri dan anak. Pembantunya yang menemukannya. Sudah dalam keadaan meninggal di tempat tidurnya. Pagi hari. September tahun 1900. Penyebabnya juga terlalu cepat  terungkap: dibunuh. Umur 84 tahun. Oleh pembantunya itu. Dengan menghirupkan kimia di saat tidurnya. Ada orang yang menyuruhnya: orang New York. Pengacara pribadinya.

Ketahuannya sepele: tidak lama setelah Rice meninggal si pengacara mencairkan cek. Dalam jumlah yang amat-amat besar. Bank curiga. Ada kesalahan dalam menuliskan nama. Ternyata sang pengacara memalsukan pula wasiat warisnya. Untuk dirinya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan