Kurangi Konsumsi Beras dan Terigu

SOREANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispakan), memiliki beragam inovasi sebagai upaya mengajak masyarakat untuk mengurangi konsumsi beras dan terigu.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispakan) Kabupaten Bandung Dadang Hermawan mengatakan, pihaknya terus menyesosialisakian gerakan makan buah buahan lokal, makan Umbi dan Kacang serta gerakan makan nasi satu kali satu hari. Hal itu, sebagai upaya kurangi komsumsi beras dan tarigu.

Menurutnya, program inovatif tersebut dapat berkontribusi langsung terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Bandung.

“Potensi pangan di Kabupaten Bandung sangat luar biasa. Dengan potensi tersebut, kami implementasikan melalui program-program inovatif, yang dapat berkontribusi langsung terhadap peningkatan IPM di Kabupaten Bandung,” jelas Dadang saat ditemui di Soreang, belum lama ini.

Dadang menjelaskan, dengan membina ratusan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang tersebar di 31 kecamatan, dirinya berharap, selain berkontribusi terhadap peningkatan IPM juga dapat meningkatkan skor pola pangan harapan (PPH) konsumsi Kabupaten Bandung.

“Sampai tahun 2018 kemarin, PPH Konsumsi Kabupaten Bandung baru mencapai 83,4 persen. Mudah-mudahan dengan inovasi program yang kami jalankan, akan bisa meningkatkan PPH sampai mencapai di atas 90 persen,” akunya.

Menurutnya, LCM hanyalah pemicu sebagai perwujudan dari visi pembangunan Kabupaten Bandung yang berdaya saing. Namun yang lebih penting adalah bagaimana pembinaan yang dilakukan, dapat merubah mindset masyarakat. Dengan harapan para KWT mampu menggali potensi pangan di desanya menjadi olahan pangan yang bernilai ekonomi, untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

“KWT sebagian besar beranggotakan ibu-ibu, yang merupakan motor penggerak di dalam keluarga. Kami ingin program yang kami jalankan, bukan hanya bantuan begitu saja. Jadi kita edukasi dulu mindsetnya, supaya mereka bisa menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing,” terangnya.

Hal yang sama dikatakan Kepala Bidang Konsumsi dan Ketahanan Pangan (KKP) Ade Yeni Noberti menurutnya, sejak akhir 2017 pihaknya secara terus menerus mengkampanyekan olahan pangan non beras non terigu. Pendekatan gathering dan homestay, merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk bisa mengetahui kondisi, tantangan dan permasalahan yang dihadapi KWT di wilayahnya masing-masing.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan